PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










Kesatuan

Oleh: Akhim Kupeilang

Kesatuan dimulai dari kesediaan mengerti dan menerima
perbedaan masing-masing sebagai kekayaan anugrah Tuhan.
Kesatuan dilanjutkan dengan kesetiaan mengasihi orang lain
sebagaimana perintah Tuhan Yesus.
Kesatuan diakhiri dengan komitmen untuk
mengerti, menerima dan mengasihi sesama.

Rancangan Tuhan

Oleh. Akhim Kupeilang

Rancangan Tuhan mendatangkan damai sejahtera.
Kita harus percaya bahwa kehidupan tiap-tiap orang berada dalam rancangan Tuhan, karena itu hendaklah cara berpikir kita sebagai berikut:
1. Mensyukuri kehidupan yang sedang kita jalani saat ini,
2. Tidak menghakimi sesama kita,

Persahabatan

Oleh. Akhim Kupeilang


Sahabat adalah mereka yang mengerti,
Saat semua meninggalkan, mereka tetap menemani.

(Discussing class) Abouth the life of Timothy


Case example to be resolve
(Discussing class)

-Class separate in different group-


One young man name Timothy, 18 years old have a good personality and love by many people. He is very talent young man; he can play music, singing, teach Bible and many more talent he has.
He is a leader of the young people in his church. His Pastor, missionaries in his church and all the members of the church love him so much. He is faithful to his ministry in the church. And he able to bring people to believe Jesus. He prays that one day he can bring his family to believe in Jesus.

His family wan not Christian family; he was a first son from 5 children of his family. His parents are rich enough and planning to send Timothy to study in the University became a doctor. He is favorite son of his parents. His father was thinks that if Timothy success to be a doctor, than its will be a family’s pride and other brother and sister will be following him.

Timothy has been a Christian for 5 years, and after he feels like God calling him to serve God as a missionaries, he decide to go study in Bible School after finish his High School. He want to specific study Bible and seriously prepare him self to serve God. Study in Bible School require student to stay in Campus for 3 full years.


Problem:
1.     His whole family (parents, brother and sister, uncle and aunty, cousin) was not agreeing, for him to be going to study at Bible School.                                                 If he still be going to Bible School than he will loose his family, they will deny him as a part of family.

2.     His Pastor, missionaries in his church and all the members of the church love him so much. They are happy to pray and help Timothy to study in the Bible School because they also believe God was calling him to study in Bible School.                                                                                           If he not continuing to go to the Bible School after finish High School than the same he deny God’s calling in his life for the sake of his family.


Question:
Should Timothy follow God’s calling or follow his family.
(Give the reason of your answer and reference from the Bible verse)

Saya dan keluarga.



Nama lengkap saya Akhim Benyamin Martinus Kupeilang. Sebelum saya ke Cambodia, saat proses pembuatan Paspor, petugas imigrasi mengatakan bahwa nama saya terlalu panjang untuk ditulis di Paspor, karena itu, ia menghilangkan ‘Martinus’ sehingga nama saya sekarang Akhim Benyamin Kupeilang. Terlepas dari panjangnya nama tersebut, nama panggilan saya Akhim. Beberapa rekan seangkatan masih menyapa dengan sapaan hangat kaka atau adik.
Apapun panggilan tersebut, bagi saya hal terpenting ialah
o       Dengan menyebut nama, saya merasa dikenal dan saya merasa mengenal sang penyebut nama tersebut.
o       Dengan menyebut nama, saya merasa dihargai sebagai sesama manusia sosial.
o       Istilah kaka atau adik, dipakai sebagai sarana reuni.
Saya lahir dan dibesarkan ditengah-tengah keluarga Kristen. Orang tua saya adalah pengikut Kristus yang sangat taat dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Ayah adalah seorang yang sangat disiplin dalam kehidupan rohaninya, sedangkan Ibu saya adalah seorang pendoa dan anggota paduan suara kaum ibu dengan suara bassnya yang unik.
Saya memiliki 3 orang saudara laki-laki dan 2 orang saudari perempuan.
Anak pertama adalah laki-laki bernama Yulius Gofrid Kupeilang (nama panggilan Yarid), saat ini sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Profesinya adalah sebagai prajurit ABRI AD. Sebuah kisah yang di ceritakan Ayah kepada saya yaitu, pada masa kanak-kanaknya, sebagai anak pertama/sulung Ayah telah mempersembahkan ka.Yarid kepada Tuhan untuk melayani Dia sepenuh waktu. Namun tidak demikian rencana Tuhan bagi ka.Yarid, beliau memutuskan untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai prajurit tepat setelah tamat Sekolah Teknik Menengah. Ayah menawarkan kepadanya untuk kuliah tetapi, ia memilih untuk menjadi prajurit ABRI dengan banyak alasan, salah satu alasan yang sangat menyentuh hati saya ialah

“dengan tidak melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi, kami adik-adiknya berkesempatan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas”.

Bagi saya dia seperti malaikat penolong dalam keluarga. Di kemudian hari barulah saya mengerti bahwa Tuhan telah merencanakan semuanya. Walau ka. Yarid tidak melayani Tuhan secara full time seperti kerinduan Ayah, hidup ka. Yarid telah dipakai Tuhan untuk mendukung saya semasa kuliah dulu hingga masuk ke ladang Tuhan secara full time.
Anak kedua adalah juga laki-laki bernama Andreas Buanergis Kupeilang (nama panggilan Ande), saat ini belum berkeluarga. Profesinya adalah sebagai wiraswasta di Jakarta. Kisah yang sama diceritakan Ayah kepada saya, sebagai seorang yang sangat mengasihi Tuhan Yesus, Ayah juga menyerahkan ka.Ande kedalam tangan Tuhan untuk melayani Dia. Peristiwa penyerahan ka.Yarid dan ka.Ande ini berlangsung saat kebaktian kebangunan rohani di kota Kupang yang diadakan oleh team dari Jakarta. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, ka.Ande tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yang mengindikasikan ke Sekolah Alkitab atau Sekolah Tinggi Teologi lainnya untuk melayani Tuhan. Kerinduan Ayah agar ka.Ande melayani Tuhan juga tidak tercapai. Rencana Tuhan selalu tak terjangkau oleh pemikiran manusia. Ka.Ande juga salah satu supporter saya dalam hal financial hingga selesai kuliah di STT BMW Indonesia.
Anak ketiga adalah perempuan bernama ...., meninggal pada saat saya masih balita. karena itu tidak ada kenangan khusus tentang kaka ini, selain apa yang diceritakan Ayah dan Ibu kepada kami.
Anak keempat adalah saya. Saya mengecap pendidikan Sekolah Menengah Pertama di dua sekolah yang berbeda, karena saya terjerumus dalam pengaruh negatif pergaulan anak muda di kota Kupang, sehingga mengganggu proses pendidikan. Saya juga mengecap pendidikan Sekolah Menengah Atas di dua sekolah yang berbeda, dengan alasan yang sama karena terjerumus pengaruh negatif pergaulan anak muda di kota Kupang.

Saya terlibat dalam pergaulan bebas, Candu mi-ras, Narkoba, tawuran, pencurian, dan kejahatan lainnya.
Karena tak dapat menahan diri dari buruknya pergaulan muda-mudi kota Kupang, ka.Yarid sempat ditahan di sel Polisi selama 3 malam, ka.Ande mendekam dipenjara selama 9 bulan, saya selalu dikejar-kejar polisi tetapi tidak pernah tertangkap, demikian juga dengan adik laki-laki yang paling bungsu.

Setelah tamat SMA pada tahun 1998, saya mengganggur dan bekerja ke beberapa pulau di NTT. Pada tahun 9 February 1999, saya mengalami panggilan Tuhan untuk memperbaiki hidup masa muda saya. Bersama beberapa rekan pemuda di lingkungan kami, kami membentuk Vokal Group yang diberi nama Narwastu yang berarti persembahan yang harum dan menyenangkan hati Tuhan.  Kemudian kami mulai bernyanyi di gereja-gereja sekitar kota Kupang bahkan keluar kota. Kisah perjalanan Group vokal ini perlahan merubah hidup saya. Saya mulai bergabung dan terlibat dengan aktifitas muda-mudi gereja dan pada tahun 1999 sempat melayani sebagai Badan Pengurus pemuda lingkungan 2, GMIT, Jemaat Koinonia, Kuanino, Kupang. Semua pengalaman ini membawa saya kepada suatu keputusan hidup yang tak pernah saya bayangkan atau pikirkan sebelumnya yaitu “menjadi Hamba Tuhan, melayani Tuhan sepenuh waktu”

menjadi hamba Tuhan bagi saya tidak menghasilkan banyak uang dan tidak bisa membuat saya mencapai cita-cita saya yaitu berkeliling Indonesia.

Saya menyadari bahwa semasa pendidikan di Sekolah Dasar, SMP dan SMA, saya telah menyia-nyiakan uang yang didapatkan oleh kedua orangtua saya melalui kerja keras, karena itu saya berdoa:

“Tuhan, jikalau benar Engkau yang memanggil saya untuk melayani, bukalah jalan bagi saya untuk belajar secara gratis di Sekolah Alkitab sebagai persiapan sebelum saya terjun ke pelayanan”

(kisah perjalanan pendidikan teologi saya, akan diceritakan pada bab berikut)



Setelah selama beberapa bulan, dipersiapkan, dilatih dan dibimbing secara khusus oleh beberapa hamba Tuhan senior seperti, Pdt.Daud Laiskodat, Ev.Mina Samoy, Bpk. Ferdinand Konay, Bpk. Molin Ngadas dan hamba Tuhan lainnya. Akhirnya November 1999, saya dan beberapa rekan muda lainnya berangkat ke Sekolah Alkitab Bina Muda Wirawan (saat ini telah menjadi Sekolah Tinggi Teologi) dari kota Kupang menuju Jawa Tengah, Wonogiri.

(22 orang, sebut nama mereka satu persatu)

Dengan ditemani oleh Ev. Mina Samoy dan seorang hamba Tuhan lainnya, team yang berjumlah 25 orang tersebut tiba di Wonogiri pada 4 November 1999 dan memulai training. Kami mengikuti training Khas Sekolah Tinggi Teologia Bina Muda Wirawan Indonesia yang disebut The Lord’s Boot Camp. Mengikuti Boot Camp adalah salat satu syarat yang harus dipenuhi sebelum mengikuti kuliah di STT BMW Indonesia. Training berlangsung 10 hari. Kami dibagi dalam beberapa tim yang beranggotakan pemuda/i yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia, seperti: Batak, Nias, Jawa, Dayak, Ambon, Jakarta dan lainnya.
selama 10 hari kami tidur ditenda dan menjalani hidup sederhana dan melakukan kegiatan-kegiatan yang melatih kerjasama tim.
setelah 10 hari training, kami diutus ke beberapa daerah di sekitar Jawa Tengah dan melakukan proyek dan penginjilan selama 30 hari..




Demikianlah sepintas tentang pribadi saya.


Minggu, 11 Januari 2009 Kabar Pelayanan




Salam sejahtera

Keadaan saat ini
Hari ini saya bersyukur kepada TUHAN karena kehidupan yang masih terus berlanjut.
Kabar pelayanan saya di Kambodia tetap berlangsung dengan baik.

Saat ini kami sedang mendapat kunjungan 1 tim Boot Camp Australia. Mereka berjumlah  9 orang termasuk leader. Mereka adalah tim kerja dan projek mereka adalah membantu menyelesaikan pembangunan kampus BMW Cambodia.

Teen Mission Cambodia hanya memiliki 2 staf yaitu saya (Akhim) dan Philip orang Cambodia. Komunikasi kami setiap hari menggunakan bahasa Inggris yang tidak begitu baik gramarnya tetapi kami saling mengerti satu dengan yang lain. Saya belum fasih bicara bahasa Khmer. Karena sibuk, saya tidak melanjutkan kelas bahasa Khmer. Setelah tim ini pulang ke Australia tanggal  18 Januari 2009 saya akan melanjutkan belajar Bahasa Khmer yang sempat tertunda.

Kegiatan harian
Kegiatan harian saya disini adalah bekerja menyelesaikan pembangunan Kampus. Jadi saat ini saya bekerja bersama tim Aus.
Disamping itu teman-teman missionaries di gereja (Christian International Fellowship of Siem Riep) seringkali mengajak saya pelayanan keluar bersama, jadi seringkali saya juga berkesempatan pelayanan keluar.
Misalnya Natal ini saya diajak ikut bergabung dengan tim Chrismast Carol untuk bernyanyi ke beberapa Hotel, rumah dan gereja untuk menggalang dana bagi pelayanan mereka di pusat rehabilitasi Narkoba.
Saya juga terlibat di pelayanan gereja (Christian International Fellowship of Siem Riep) sebagai pemusik (gitar) saat ibadah umum, untuk ini kami memiliki jadwal latihan.
Bergabung dengan missionaries lain dalam pelayanan sangat menyenangkan, karena bisa mencegah kebosanan rutinitas harian dikampus yang hanya bekerja bangunan setiap harinya. Disamping itu secara pribadi juga agak sedikit masalah karena bahasa Inggris saya tidak fasih sehingga agak sulit komunikasi. Tetapi mereka mengerti.
Tanggal 14 December 2008 kemarin, saya diundang khotbah di perayaan Natal pemuda di sebuah gereja Khmer di Phnom Pehn. Saya berkhotbah dalam bahasa Inggris yang minim dan Philip menterjemahkannya, khotbah berlangsung selama 15 menit; saya berbicara tentang Yohanes 8:12; Yesus adalah terang dunia, datang ke dunia yang gelap, setiap orang yang tinggal didunia tinggal dalam kegelapan (dosa) dan membutuhkan Yesus.
Perayaan Natal ini merupakan sarana penginjilan, yang hadir sekitar k.l 200 anak muda dan 50% adalah non Kristen. Pemerintah Cambodia membuat peraturan yang melarang penginjilan sehingga pada perayaan Gerejawi seperti Natal, Paskah atau Bible Camp dll merupakan sarana penginjilan. Setiap anak muda gereja diberi tanggungjawab untuk mengundang minimal 1 orang teman non Kristen untuk hadir disetiap kegiatan tersebut.

Beberapa hal penting
Visa saya saat ini sampai bulan Maret dan setelah itu akan diperpanjang lagi rencananya sampai 1 tahun jika TUHAN menghendaki maka IA akan menyediakan dana untuk perpanjangan visa sebanyak $ 265. Saya juga dapat menyetir mobil dan sepeda motor disini karena telah memiliki SIM Cambodia, saat ini sedang menunggu SIM permanent, sehingga masih menggunakan SIM sementara. Menunggu biro jasa menyelesaikan pengurusan SIM ini. Untuk bepergian dalam kota, saya juga sering menggunakan sepeda dayung, lebih murah, simple, sehat dan tidak terlalu melelahkan.
Lalu lintas disini sangat semrawut tidak beraturan, setiap orang mengendarai kendaraan sesuka hati mereka dan tidak mematuhi tata cara mengendarai kendaraan dengan benar. Karena itu salah satu tantangan terbesar saya disini adalah ketika berada dijalan, saya seringkali cepat marah karena lalu lintas yang semrawut. Polisi seringkali tidak mempedulikan pengendara bermotor yang salah. Dalam semua keadaan tersebut, saya tetap berusaha untuk tetap mengendarai kendaraan dengan cara yang benar. 2 hal penting yang saya ingat dalam hal ini: 1. Menjadi teladan kepada orang Cambodia, secara khusus kepada teman staf saya yang juga salah dengan cara dia mengendarai kendaraan. 2. menjaga diri supaya tidak terpengaruh dengan pola hidup / cara mengendarai kendaraan yang salah.

Dalam jangka waktu yang sangat singkat menurut saya, saya telah mengenal banyak hamba TUHAN disini, saya sangat terpesona dengan cara TUHAN bekerja dalam hidup dan pelayanan saya. DIA memperlengkapi saya dengan semua yang saya perlukan bagi pelayanan ini.

Rencana pelayanan tahun ini’ 2009
Focus kami tahun ini adalah promosi bulan February-Juli 2009 lalu Boot Camp bulan Agustus 2009 dan BMW akan mulai bulan September 2009. Bagi saya Teen Missions Cambodia seperti memulai pelayanan dari nol. Karena itu dukunglah kami selalu dalam doa, agar TUHAN membuka pintu selebar-lebarnya bagi pekerjaanNYA disini.
Dalam doa-doa saya, saya membayangkan TUHAN memanggil sebanyak mungkin anak muda Cambodia untuk datang ke Teen Missions Cambodia, seperti yang IA lakukan di Indonesia.
Berdoalah agar TUHAN memanggil sebanyak mungkin anak muda untuk dilatih menjadi missionaries di dalam maupun luar negri sehingga suatu saat nanti Teen Missions Cambodia juga mengutus missionaries keluar seperti TMIndonesia mengutus saya dan teman yang lain.
Saya tidak tahu kapan waktunya TUHAN memanggil anak muda Cambodia tetapi saya tahu bahwa saya harus mulai berdoa untuk hal ini. Karena itu berdoalah bersama saya.
Hati saya sungguh berdebar apabila mengingat pemimpin saya di Indonesia mengucapkan ayat Matius 28:19-20 “… pergi …”
Berulangkali saya telah mengucapkan ayat ini kepada mahasiswa BMW Medan dan saya melihat FIRMAN TUHAN telah menginspirasi mereka untuk memberi hidup mereka secara fulltime bagi penginjilan dunia. Saya rindu juga mengucapkan ayat yang sama kepada mahasiswa BMW Cambodia nantinya.
Sekali lagi berdoalah bersama kami dan kita akan terus melihat TUHAN memuliakan namaNYA di negri ini.


Rindu Indonesia
Seringkali saya merasa rindu dengan Indonesia; makanannya, bicara bahasa Indonesia dengan orang Indonesia, suasana kampus BMW Medan, jadwal pelayanan yang padat, mission trip keluar kota, dan banyak lagi. Namun semua kerinduan tersebut hanya bisa diredam.
Saya mengerti bahwa ketika TUHAN YESUS berkata “…pergi…” (Matius 28:19-20) berarti saya harus meninggalkan beberapa hal dibelakang dan itu termasuk Indonesia dengan semua yang saya rindukan diatas. Seringkali saya ditanyai oleh beberapa orang disini :
J     Apakah kamu rindu Indonesia?
Saya bingung menjawab, sebab kerinduan itu hanya muncul kalau malam ketika hendak tidur, atau ketika saya pergi keatap (lt 3) untuk menyanyi dengan gitar atau harmonica pada malam hari. Tetapi kalau lagi sibuk dengan tugas seringkali saya lupa kalau saya berada di Cambodia. Jadi saya hanya menjawab, yeah…. Rindu sih… tapi….????

J     Berapa lama rencana tinggal?
Saya menjawab kontrak dengan Teen Missions International selama 3 tahun di Cambodia, tetapi karena saya seorang fulltimer maka saya tidak tahu berapa lama TUHAN menginginkan saya tinggal disini, saya siap untuk pimpinan TUHAN dalam hidup saya.

J     Apakah kamu suka Cambodia? (makanannya, orang-orangnya, dll)
Beberapa makanan asing bagi saya, tetapi dalam hati ada keinginan yang kuat untuk mencoba dan bisa menikmatinya.
Orang-orangnya dan budayanya sangat aneh bahkan terkadang menjengkelkan tetapi dalam hati selalu ada kesadaran bahwa saya harus bisa menerima mereka apa adanya.

J     Dll
Pertanyaan lainnya ya… terkadang dijawab apa adanya.

Sekilah tentang Siem Riep kota tempat base Teen Missions Cambodia.
Siem Riep adalah salah satu kota terbesar ke-4 di Cambodia, kota wisata terutama di Cambodia dan sekaligus merupakan kota termahal di Negara ini.
Kota Siem Reap memiliki sekitar 25 gereja dari 20 denominasi yang berbeda. Namun demikian saya belum sempat mengunjungi semua gereja tersebut.
Di kota ini terdapat candi Budha terbesar di dunia, letaknya k.l 5 km keluar kota. Namanya Angkor Wat. Angkor berarti batu dan Wat berarti Kuil/Temple. Dan masih banyak kuil lainnya. Karena itu kota ini juga merupakan salah satu tujuan wisata dunia. Kemanapun kita bepergian di kota ini pasti akan bertemu dengan orang asing/turis (dari Negara lain). Setiap harinya mungkin “10 turis” mengunjungi kota ini dan tinggal k.l 1 minggu.

Karena kota ini merupakan kota wisata maka dimana-mana terdapat Hotel atau Guest House/sejenis losmen atau penginapan. Dengan berbagai fasilitas mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling mahal. Mulai dari yang paling sopan hingga yang paling “bebas”
Pada masa depan saya mengkuatirkan penduduk kota ini akan hancur secara moral karena saya melihat beberapa teman yang melayani di Panti Asuhan merawat ratusan anak-anak yang terinfeksi  HIV dari orangtuanya yang pergi ke tempat-tempat pelacuran.

Karena Negara ini juga merupakan Negara Budha maka kemanapun kita bepergian pasti akan melihat monk/pendeta Budha dengan pakaian mereka yang khas berwarna kuning. Banyak kuil di kota ini mulai dari kuil kecil sampai kuil yang ukuran besar. Ketika kita mendekati kuil2 tersebut pasti akan tercium aroma dupa (saya tidak begitu menyukainya). Dipusat kota antara Rumah Raja dan taman kota terdapat sebuah patung Budha besar tepat di tengah jalan protocol kota ini. Setiap orang Budha yang baru tiba di kota ini pasti akan mengunjungi patung ini, membawa sesajen dan menyembah. Setiapkalinya ketika saya melewati jalan tersebut; saya teringat cerita Kitab Suci di Perjanjian Lama, betapa Allah membenci penyembahan berhala dan melarang Israel membuat patung yang menyerupai apapun lalu sujud menyembah. Saya berdoa agar TUHAN menyadarkan mereka dari kegelapan dan membawa mereka kepada terang TUHAN yang ajaib.

Cambodia memiliki 2 bandara international (mungkin tidak ada penerbangan domestic karena hanya satu daratan), yang I di Phnom Pehn (ibu kota negara) dan yang II di Siem Riep (karena kota wisata). Teen Missions Cambodia berencana pindah lokasi ke sebuah kota antara Phnom Pehn dan Siem Riep nama kota tersebut adalah Campoong Thom. Hal ini akan memudahkan transportasi ke dua bandara tersebut.

Pokok Doa
Saat ini kami sedang menggumuli beberapa hal ini yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan disini. Berdoalah bersama kami.

  1. Berdoa untuk persiapan passport, biaya transportasi ke Siem Riep dan support bulanan untuk Joko missionaries asal Indonesia yang akan datang membantu pekerjaan penyelesaian bangunan  kampus BMW Cambodia.
  2. Berdoa untuk persiapan passport, biaya transportasi ke Siem Riep dan support bulanan untuk Sarah dan Nelle missionaries asal Filipina yang akan menjadi staf membantu pelayanan Teen Missions Cambodia.
  3. Berdoa agar TUHAN mencukupkan hikmat dan dana bagi kegiatan promosi tahun ini ke seluruh Cambodia.
  4. Berdoa untuk hikmat bagi terjalinnya komunikasi antara Teen Missions Cambodia dengan pemerintah Cambodia dan local Province of Siem Riep.
  5. Berdoa untuk hikmat bagi terjalinnya komunikasi antara Teen Missions Cambodia dengan masyarakat di Cambodia dan local Province of Siem Riep (secara khusus tetangga sekitar).
  6. Berdoa untuk hikmat bagi terjalinnya komunikasi antara Teen Missions Cambodia dengan gereja dan lembaga pelayanan Kristen lainnya di Cambodia dan local Province of Siem Riep.
  7. Berdoa untuk rencana penjualan tanah milik Teen Missions seluas 60 hektar di province Campoong Chanaang dengan harga yang baik. Lalu dengan hasil penjualan tersebut akan membeli lokasi yang baru di Campoong Thom.
  8. Berdoa agar TUHAN menyediakan dana untuk kebutuhan penyelesaian pembangunan kampus BMW Cambodia dengan melengkapi segala fasilitasnya. (saat pindah ke lokasi baru, gedung ini akan disewakan atau dijadikan penginapan/guest house sebagai pemasukan bagi Teen Missions Cambodia).
  9. Berdoa untuk hikmat dan kesehatan staf TM Cambodia dalam pelayanan.

Dengan membaca sharing ini pastilah banyak hal lain yang ditemui sebagai pokok doa untuk didoakan selain 9 pokok doa tersebut.

Akhirnya selamat melayani
TUHAN memberkati

hamba TUHAN
FILIPI 1:21
Akhim kupeilang





NB: sampaikan salam saya untuk :
1.      Mince, Desi, Tante Salomi,
2.      Tante Lin Padaleti,
3.      Bp dan Mama Teni serta semua saudara dirumah,
4.      Om Mesakh dan Tante Sa’a serta semua adik dirumah,
5.      Mama Loli, K.Mar, serta semua saudara di rumah,
6.      Tante Via serta semua saudara dirumah,
7.      Om Edu dan Tante Uli serta semua saudara dirumah,
8.      Om Kris Tubulau serta semua saudara dirumah,
9.      Tante Eta serta semua saudara dirumah,
10.  Mama Molina serta semua saudara dirumah,
11.  Tante Ice Tungga serta semua saudara dirumah,
12.  Om Tias Mokola, dan semua dirumah,
13.  Bp dan Mama Padaleti serta semua saudara dirumah,
14.  Mama Molina dan semua saudara di rumah,
15.  Bp deng Mama dong di Sikumana, Elsy, Agnes, Heni, dan adik lainnya,
16.  Semua tetangga, teman dan keluarga yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu.

Pesan saya kepada semua yang diatas:
  1. Rajin Baca Alkitab,
  2. Rajin Berdoa,
  3. Rajin Beribadah; digereja, persekutuan doa, ibadah rumah tangga, ibadah pemuda, dan ibadah lainnya, ikutlah ibadah dimana saja orang percaya berkumpul menyembah YESUS sebagai TUHAN dan RAJA.
  4. Rajin dan berani Bersaksi tentang YESUS kepada orang lain, secara khusus kepada orang yang belum percaya kepada YESUS sebagai TUHAN dan JURUSLAMAT.

Dan akhirnya khusus untuk Bapa, pesan saya “tetap setia doakan saya dan ajak juga rekan hamba TUHAN yang lain untuk berdoa bagi saya”
Semua yang telah Bapa lakukan bagi TUHAN YESUS, telah berbuah,
Semua yang Bapa tabur diladang pelayanan pada masa muda hingga lanjut usia saat ini, kini saya yang menuainya.
Pria terbaik yang pernah saya kenal dalam hidup saya adalah Bapa dan yang kedua K. Yarid.
Bapa jarang mengajarkan tentang prinsip-prinsip hidup, tetapi secara pribadi saya belajar tentang kehidupan dari apa yang saya lihat dalam kehidupan Bapa dan K.Yarid.
Saya bangga punya orangtua seperti Bapa dan Mama, juga bangga punya saudara seperti K.Yarid.
Mama adalah wanita yang paling mempesona hati saya, saya yakin bahwa saya tidak akan menemui wanita sebaik Mama yang sangat mengasihi saya.

Kalau TUHAN ijinkan saya akan bertemu kembali dengan Bapa di Kupang.

Mince rajin Belajar, Desi jangan keras kepala; kalian berdua harus perhatikan dan merawat Bapa dan Tante Salomi dengan baik. Sampai jumpa lagi…






Mat 28:16-20


Mat 28:16  But the eleven disciples went into Galilee, unto the mountain where Jesus had appointed them.
      Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
Mat 28:17  And when they saw him, they worshipped him; but some doubted.
      Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
Mat 28:18  And Jesus came to them and spake unto them, saying, All authority hath been given unto me in heaven and on earth.
      Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepadaku telah diberikan segala kuasa disorga dan dibumi.”
Mat 28:19  Go ye therefore, and make disciples of all the nations, baptizing them into the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit:
      Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Mat 28:20  teaching them to observe all things whatsoever I commanded you: and lo, I am with you always, even unto the end of the world.
      Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir Zaman.

This Gospel is write by Matthew and he write to Christian Jews who believe Christ as a Mesias, the chosen one of GOD, who GOD promise to send to delivery Israel people from coloni of unbeliever people.

If we read from beginning, we will find manythings that explain to us about how is Christianity.
But this Gospel book of Matthew close by Matthew with GOD’s comandman; …
To day is my desire to share with you about this word “GO”

After Jesus teach manythings about Christianity, he look like make some conclution about all his teaching with this word “GO”

Matthew try to explain to us from capter 1-27 that,  after we become a Christian, we have responsibility to obey this comandman,. Even this not talk about obey but this is talk about next step in our Christians life.
You can not be a Christian without desire to share the Gospel of Jesus Christ.
Desire to share Gospel is a impact of Christians life,.
Desire to share Gospel is a next step in our Christians life.
Desire to share Gospel is show by “GO”

GO no 1: go out from your confortable zone and reach the unreach people. People who never hear about forgiveness in Jesus Christ. Woke up, you have something to do for..
go to reach the unbeliever to become beliver of Jesus Christ,
go to reach the unfollower to become follower of Jesus Christ,
go to reach the sinners to become Christian.


GO no 2: go out  from your life, stop enjoy your habbits, hobby and reach the unreach people. People who just know that the best life’s style is mine, the best hobby is mine, the best culture is mine, the best god is my god, the best way to have forgivness for my sin is the way that my religion teach me.

Apostle Paul teach us about this GO no.2    (! Corinth 9:19-23)

1Co 9:19  For though I was free from all men, I brought myself under bondage to all, that i might gain the more.
1Co 9:20  And to the Jews I became as a Jew, that i might gain Jews; to them that are under the law, as under the law, not being myself under the law, that i might gain them that are under the law;
1Co 9:21  to them that are without law, as without law, not being without law to God, but under law to Christ, that i might gain them that are without law.
1Co 9:22  To the weak i became weak, that i might gain the weak: i am become all things to all men, that i may by all means save some.
1Co 9:23  And i do all things for the gospel's sake, that i may be a joint partaker thereof.

Yes, we are free but, for our freedom Jesus has pay the price on the cross of Calvary,…
Do we will do same thing as a followers of Jesus ?
Do we will give our freedom to HIM ?

Do we will “GO” ?

Some of us is missionaries. Maybe you say “well now i’am in missions field”…
But it is not about who or what we doing here in Cambodia…

It’s about our mind set, if to day you listening the WORD from this Holybook, you need to reset your mind,

In Grek Bible translation for servant is doulos/slave,
      Slave have no right, slave dream about nice future but it will never down because they are slave, slave is still slave until their lord give them freedom.
Yes we are slave of  Christ but we have freedom to make a choice, so some of us may say to Jesus “well Jesus so save my life but maybe tomorrow or next month or next year, i’ll GO for you, i need time for my own life.

Once again, reset your mind and

GO out from your confortable zone…
GO out from your life, habbits, hobby and etc…
GO for Jesus. Amin….

Berita 3 bulanan


Salam Dalam Kasih TUHAN Yesus Kristus.

“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” Filipi 1:21

Ayat dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi tersebut diatas telah menguatkan saya selama 11 tahun  melayani TUHAN sejak pertama kali saya menyerahkan hidup saya untuk melayani fulltime pekerjaan TUHAN.

Saya bersyukur dalam pengiringan saya akan Dia, Kristus tidak pernah sekalipun gagal menggenapi setiap janji-janjiNya. Seringkali sayalah yang gagal menepati janji-janji dan komitmen yang saya buat kepadaNya.

Sungguh!!!  TUHAN itu baik bagi mereka yang berharap kepadaNya.



Ucapan Syukur

Dikesempatan ini, saya bersyukur kepada TUHAN untuk dukungan doa dan dana yang diberikan oleh rekan-rekan di Teen Missions Indonesia, juga rekan-rekan gereja local yang pernah saya kunjungi dan layani, juga keluarga tercinta.

Sungguh, dukungan yang diberikan sangat berarti bagi pelayanan saya di Teen Missions Cambodia. Dan untuk hal ini, secara khusus saya mengucapkan terimakasih.

Pengorbanan saudara/saudari sekalian dalam pekerjaan TUHAN tidaklah sia-sia.

Walau saudara/i tidak berdampingan dengan saya di ladang misi Cambodia, tetapi doa-doa saudara/i telah memungkinkan saya tetap kuat dan bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan dalam pelayanan dan menyelesaikan setiap tugas dan tanggungjawab pelayanan ini.
Walau saudara/i tidak membicarakan “Kabar Baik” kepada pemuda/i Cambodia secara langsung, tetapi dukungan dana dari saudara/i sekalian telah memungkinkan saya dan juga rekan-rekan missionaries di Teen Missions Cambodia dapat menjangkau ratusan pemuda dengan tatap muka dan memberitakan Injil Yesus Kristus kepada mereka, kami dimungkinkan untuk membangun hubungan dengan berbagai gereja local, dan lembaga Kristen lainnya dalam upaya memberitakan Injil Yesus Kristus di Cambodia.




Kesaksian Pelayanan

Mengingat kembali kebaikan TUHAN yang memimpin saya ke Cambodia, berikut beberapa kesaksian;

Tiba di Cambodia. (11 Nopember 2008)
Pertamakalinya saya tiba di Teen Missions Cambodia, kondisi yang saya hadapi ialah mahasiswa baru saja 2 bulan meninggalkan kampus, dan diikuti oleh staf, jadi saya memulai semuanya dari awal lagi, mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dan bertemu serta berkenalan dengan beberapa pimpinan gereja local dan pimpinan lembaga Kristen. Mendata kembali aset-aset TMCambodia. Puji TUHAN, semuanya dapat dilalui dengan baik.


Pekerjaan Bangunan (Januari 2009-April 2009)
Sambil melakukan semua seperti yang saya ceritakan diatas, kami (Saya, 2 Mahasiswi internship dari Teen Missions Filipina dan 1 orang staf local) juga melanjutkan pekerjaan penyelesaian bangunan, kami menemukan bahwa bangunan lantai 2 out of standart, dan atap lantai 2 yang dari cor semen bisa saja ambruk sewaktu-waktu, lalu kami meminta rekan Joko dari Teen Missions Indonesia untuk membantu memperbaiki kerusakan tersebut, Puji TUHAN semua kerusakan dapat diperbaiki.

Boot Camp pertama di luar Indonesia.
Dalam waktu yang bersamaan saya menghadapi Boot Camp, dan harus mempersiapkannya dengan baik. Dalam waktu yang singkat (Persiapan Mey 2009-Juli 2009), kami berdoa, dan melakukan persiapan sebisa kami dan puji TUHAN Boot Camp 2009 (27 Juli 2009-3 September 2009) di ikuti oleh 120 pemuda, dan ini adalah angka terbanyak sejak Boot Camp pertama di Cambodia tahun 2004.
Bagi saya, ini adalah mujizat TUHAN, yang tentunya terjadi karena dukungan doa rekan-rekan sekalian.

Memulai BMW (Sekolah Alkitab) di luar Indonesia
Sejak February 2009 kami telah berdoa untuk calon mahasiswa yang akan datang ke BMW, dan kami meminta 10 orang, dan memang ternyata TUHAN menjawab…setelah Boot Camp, 13 orang mendaftar untuk kuliah di BMW Cambodia, tetapi tepat pada hari kedua kuliah, 1 mahasiswa meminta pulang karena tidak dapat mengikuti peraturan yang keras. Hari-hari berikutnya mahasiswa yang lain juga memutuskan untuk pulang. Term IV di akhiri pada bulan Desember 2009 dengan hanya tinggal 5 orang mahasiswa. Kami memulai term V pada Januari 2010, dan pada awal February, 5 mahasiswa memutuskan untuk pulang, berbagai keluhan saya terima sebagai ketua BMW Cambodia, baik dari mahasiswa, maupun saudara/i Kristen rekan sekerja di pelayanan. Pada umumnya keluhan mereka seputar kurangnya sosialisasi kami sebagai missionaries kepada kebudayaan local.
Saya bersyukur untuk peristiwa ini, karena melaluinya, TUHAN membawa saya kepada komitmen pelayanan yang lebih tinggi.
Peristiwa tidak berhenti disitu, rekan staf Cambodia juga memutuskan untuk berhenti dan  meminta agar semua property Teen Missions Cambodia yang tercatat atas namanya ditransfer ke nama lain dalam waktu 1 bulan dan proses transfer memakan biaya k.l US$5000, menghadapi hal ini kami hanya berdoa, dan puji TUHAN semua dapat diproses dengan baik, rekan ini bersedia namanya tidak perlu ditransfer dan kami tidak perlu membayar US$5000. Rekan ini telah berhenti dan bekerja ditempat lain.

Memulai lagi. (January 2010)
Setelah semua yang diatas dapat dilewati, kini kami menghadapi situasi yang baru lagi, seperti ketika pertamakali saya tiba disini..

Yang paling berbeda ialah, kini kami tidak memiliki staf local yang menolong kami sebagai penerjemah. Hal ini mendorong kami untuk lebih bersemangat belajar bahasa local. Hingga saat ini, percakapan yang dapat kami lakukan dalam bahasa Khmer ialah ketika kami ke pasar, atau naik ojek, atau ketika kami coba menanyakan tempat atau alamat. Lebih dari itu kami belum dapat. Kami bisa mengerti k.l 30% khotbah yang disampaikan dalam bahasa Khmer. Bernyanyi dalam bahasa local juga menolong dalam pembelajaran bahasa.

Hal lain yang berbeda ialah, kini yang bisa menyetir mobil dan sepeda motor cuman 1 orang, karena itu, saya mulai melatih kedua rekan mahasiswi dari Filipina untuk mengendarai sepeda motor dan mobil, dengan harapan bulan Juli 2010 nanti ketika kami mengadakan Boot Camp, kami punya 3 sopir.

Kami juga berdoa dan berusaha untuk mencari 1 staf local tetapi, sampai saat ini, belum menemukan. Tidaklah mudah untuk menemukan seorang yang bersedia melayani TUHAN tanpa memandang upah.

Saat ini kami sedang mempersiapkan program Youth Leader Training ke Gereja local, Puji TUHAN, pada bulan April ini kami akan memulai di 2 gereja local.

Kami juga dalam proses menterjemahkan semua bahan kuliah dari Bahasa Inggris kedalam bahasa Khmer.


Dukungan Doa

1.      Kehidupan Rohani (Walaupun sibuk TUHAN beri hikmat agar dapat berdoa dan saat teduh secara teratur baik secara team maupun)
2.      Kehidupan Sosial (TUHAN beri hikmat dan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa local sehingga bisa membangun hubungan dan memenangkan jiwa)
3.      TUHAN memberkati Kesehatan fisik.
4.      Kebutuhan keuangan pribadi.
5.      Doakan “Sokha”. Dia kami menangkan bagi TUHAN Yesus dan telah mengikuti Boot Camp. Saat ini sedang mengikuti kursus Alkitab dengan seorang rekan misionaris. Marilah bersama kita mohon agar TUHAN berkenan memanggilnya untuk pelayanan TUHAN Fulltime. Sokha adalah tetangga kami, seluruh keluarganya masih Budha dan sangat akrab dengan kami. Sokha, kami ajak sarapan setiap pagi bersama kami sehingga selalu berkomunikasi dengan kami dan berkesempatan berdoa bersama-sama. Setiap hari minggu pergi ke gereja bersama kami.
6.      Mohon dukungan doa, agar TUHAN berkenan buka jalan dan menyediakan dana untuk saya mengunjungi keluarga di Kupang saat liburan Natal tahun 2010 ini.
7.      Mohon dukunga doa agar TUHAN mengirim seorang staf local yang berbahasa Khmer, karena komunikasi kami dengan pemerintah, membutuhkan seorang staf local.
8.      Mohon dukungan doa, agar TUHAN menyediakan lokasi Boot Camp tahun ini, sebuah lokasi di Propinsi Siem Reap, dekat dengan Teen Missions.
9.      Mohon dukungan doa agar TUHAN mengirim 120 pemuda untuk Boot Camp tahun ini.
10.  Mohon dukungan doa agar TUHAN memberi hikmat untuk memulai pekerjaan di Propinsi Kampoong Chnaang, diatas lokasi Teen Missions Cambodia seluas 60 hektar.
11.  Mohon dukungan doa agar TUHAN buka jalan dalam waktu dekat bisa menikah.
12.  Mohon dukungan doa agar TUHAN memberikan kesehatan kepada Orangtua (Ayah) di Kupang.
13.  Mohon dukungan doa agar TUHAN buka jalan, dimasa depan TMCambodia bisa memulai pelayanan Teen Missions di Thailand dan Vietnam.

SHARING DARI CAMBODIA




Salam sejahtera dalam Tuhan Yesus Kristus

Mengabarkan bahwa semua pelayanan disini berlangsung dengan baik.
Saat ini komposisi staf di TMI in Cambodia berjumlah 4 orang: Akhim (Indonesia), Philip (Cambodia), Sarah (Filipina), Nely (Filipina).  Komunikasi kami sehari-hari menggunakan bahasa Inggris. Saat ini kami sedang belajar Bahasa Khmer. Setelah 1 minggu kami menyelesaikan huruf konsonan berjumlah 33 huruf dan minggu depan akan dilanjutkan dengan huruf vocal.

Seiring dengan berjalannya waktu TUHAN membukakan “mata” saya untuk melihat kondisi ladang pelayanan saya (Cambodia). Melihatnya dari berbagai segi. Baik rohani maupun jasmani. Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya dan banyak lagi.

“Paradise” demikian sebutan wisatawan manca Negara kepada negri ini. Seribu kisah bahkan lebih tersembunyi di negri ini dan menarik hati untuk di telusuri.

Pernahkan anda mendengar kisah “tikus mati kelaparan di dalam lumbung padi”

Saya melihat cerita itu sedang berlangsung disini, di Cambodia.
Sangatlah menyedihkan melihat “rakyat negeri ini” menderita, sekarat dan hampir mati ditengah kekayaan negri mereka.

MENGAPA – MENGAPA – MENGAPA ???

Lebih 4 dekade yang lalu Cambodia merdeka dari koloni Prancis, tetapi hingga kini mereka tetap dijajah oleh “kemiskinan”.


Kemiskinan Spiritual

Hari ini saya tiba kembali dari Phnom Pehn setelah mengikuti konfrensi EFC (Evangelical Fellowship of Cambodia) selama 3 hari (Hari Selasa s/d Kamis).
Lebih 200 orang wakil dari semua gereja dan organisasi Kristen yang terdaftar dipemerintahan hadir di pertemuan yang diberi tema “HIS VISSION our MISSION”.  
Sungguh TUHAN kita bekerja dengan cara yang tidak dapat dimengerti.

Namun timbul pertanyaan di benak saya.
Mengapa kekristenan disini tidak berkembang, hampir seabad sudah ketika para Misionaris dari Eropa dan Amerika membawa kabar INJIL ke negri ini.
Survey membutkikan bahwa jumlah orang Kristen di Cambodia saat ini tidak lebih dari 1-2 % dari jumlah penduduka Cambodia.
Saat ini lebih dari 70 organisasi Kristen telah membangun basenya di Cambodia. Lebih dari 200 gereja yang terdaftar dipemerintah, telah tersebar di seluruh Cambodia, (masih banyak yang belum terdaftar). Pada umumnya gereja-gereja ini adalah gereja independen. Dirintis oleh orang local.
Seiring dengan berkembangnya Kekristenan di Cambodia, organisasi misi dari luar negri yang datang membawa $US membantu secara financial tetapi sekaligus menjadi sarana empuk bagi Iblis untuk menggoda kekristenan di Cambodia. Timbul istilah “ministry” atau “moneystry” para tenaga misi yang datang ke Cambodia tanpa disadari telah dipandang sebagai orang berduit yang membawa DOLAR.

Tak heran kalau harga tukar mata uang Cambodia Real ke US Dolar yaitu R 4000 = $ 1. Ini berarti Cambodia adalah sebuah Negara yang lebih kaya sebenarnya dibanding Indonesia. Harga tukar Rp.10.000 = $1. perbedaannya 60%. Tapi kenyataannya tidaklah demikian.
yang saya lihat disini ialah bahwa keadaan Cambodia sangat mengenaskan. Kondisi kehidupan masyarakat diperkotaan maupun pedesaan sangat dibawah standart baik secara ekonomi.  

Hati saya berteriak TUHAN APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN UNTUK NEGRI INI !!!
Dan dengan lembut TUHAN menjawab “For everything there is a season, and a time for very purpose under heaven Ecc 3:1

Dalam devotion TUHAN mengajarkan “tetaplah bergantung kepada FIRMANKU dan AKU akan memberitahukan apa yang harus engkau lakukan”.

Kemiskinan Spiritual adalah penyebab utama kemiskinan materi dan semua kerusakan.

Sepintas negri ini adalah negri yang sangat spiritual,
Walapun pemerintah mengakui dan menerima agama lain (mis: Kristen, Islam, dll) Agama Budha adalah Agama Negara. Candi Budha terbesar dan termegah didunia terdapat di Cambodia (“Angkor Wat” saat ini merupakan salah satu tujuan wisata dunia).
Telah berabad-abad lamanya basic spiritual orang Cambodia adalah Budha.
Mereka menyembah “tuhan/allah” tetapi mereka tidak mengenal TUHAN Allah.
Mereka tidak menyadari keadaan mereka yang sekarat secara rohani.

Kesaksian:
Suatu saat ketika berkunjung kedesa, ke pos PI seorang teman misionaris asal India. Kami berdua mendoakan seorang Kristen yang sakit. Beliau adalah orang Kristen pertama didesa itu.
Sebelum mendoakan kami berkata “Bapak harus membuang semua berhala yang sedang disembah saat ini, agar TUHAN menolong bapak, bukankah bapak sekarang adalah pengikut YESUS”
Ia menjawab “setelah saya sakit, saya telah berdoa kepada YESUS tetapi IA tidak menolong saya, karena itu saya mengambil kembali semua berhala ini, mereka menolong saya”

Disetiap sudut rumah warga, gedung perkantoran pemerintah, hotel dan tempat lainnya, kita dapat dengan mudah melihat tempat penyembahan berhala mereka. Kuil-kuil besar maupun kecil dapat dengan mudah ditemui disetiap kota, baik itu kota besar maupun kota kecil.

Budaya orang Cambodia dibangun dan berakar diatas agama Budha, 
Budaya yang dimaksud adalah cara berpikir, gaya hidup, dan spiritualitas.

Sekilas, pertanyaan diataspun mulai terjawab;
Mengapa kekristenan di Cambodia sulit berkembang ?

Berdasar beberapa analisa logis kita dapat menyimpulkan beberapa jawaban untuk pertanyaan diatas.

Tetapi …

Secara pribadi, bagi saya MELAYANI TUHAN bukanlah tentang, analisa logika berdasarkan fakta-fakta kehidupan. MELAYANI TUHAN adalah melakukan dan melaksanakan setiap tugas, tanggungjawab pelayanan berdasarkan FIRMAN TUHAN.

ALKITAB adalah satu-satunya buku dimana kita menemukan jawaban bagi setiap pertanyaan kehidupan.

Satu yang pasti mengenai pelayanan TMI in Cambodia ialah

For everything there is a season, and a time for very purpose under heaven Ecc 3:1

“He hath made everything beautiful in its time: also he hath set eternity in their heart, yet so that man cannot find out the work that God hath done from the beginning even to the end Ecc 3:11”.

Tetaplah berdoa bersama kami, dan bersama kita melihat TUHAN mempermuliakan namaNYA melalui pelayanan TMI in Cambodia.



In CHRIST
Philppians 1:21
Akhim. kupeilang

Kesaksian Olivia

______________________________________________________________________________________


Sang Malaikat Kecil telah Menyelesaikan Tugasnya

Kisah nyata tentang kehidupan gadis kecil yang bernama Olivia
________________________________________________________________________
Pengantar Redaksi: Dalam terbitan Warta RC minggu lalu dimuat suatu ucapan belasungkawa atas berpulangnya Olivia Laurencia, 10 tahun, keponakan dari Jelly Lim,  anggota Dewan Paroki Regina Caeli. Banyak Warga RC yang menyempatkan diri melayat di rumah duka ikut menitikkan air mata tapi sekaligus diteguhkan iman mereka mendengar  kisah hidup Olivia  yang berjuang melawan penyakitnya sejak usia satu setengah tahun. Berikut adalah kesaksian yang ditulis oleh salah seorang kerabatnya. Semoga kesaksian ini membawa kita pada permenungan yang mendalam tentang makna hidup kita masing-masing.
______________________________________________________________________________________


       Tiga Juli 1999, tangis bayi memecah kesunyian. Sang bayi mungil lahir ke dunia membawa kebahagiaan bagi pasangan Jimmy dan Aiwan. Kulit putih kemerah-merahan, mata yang sungguh indah, bahkan ia memiliki bobot tubuh yang cukup besar dibandingkan ukuran normal bayi yang baru lahir. Semua orang yang melihat memuji sang bayi cantik yang kemudian diberi nama Olivia Laurencia dengan nama kecil Ping Ping ini. Yah, ini adalah mahakarya yang sungguh indah dari Tuhan bagi keluarga muda itu.
       Sang bayi mungil tumbuh cepat dan makin cantik dari waktu ke waktu. Babak baru kehidupannya dimulai ketika umur satu setengah tahun. Saat anggota keluarga yang lain melihat adanya kelainan penglihatan pada Oliv kecil, segera mereka memeriksakannya ke dokter. Bagaikan disambar petir mereka harus menerima kenyataan bahwa Olivia divonis menderita kanker mata, atau istilah kedokterannya penyakit Retina Blastoma. “Biasanya untuk penyakit begini umurnya paling sekitar 2 tahun lagi,” demikian kata sang dokter yang terus terngiang-ngiang di ingatan orangtuanya.

Bergelut dengan Pengobatan

      Berbagai pengobatan mulai dijalani, bahkan pengobatan sampai ke luar negeri. Dokter menyarankan agar bola mata kiri yang terkena kanker segera diangkat. Namun sang papa bersikeras untuk tidak mengambil jalan itu. “Dia seorang anak gadis, bagaimana dia menghadapi hidupnya kelak dengan mata palsunya. Jalan ini juga tidak bisa menjamin 100% sel kanker itu hilang begitu saja. Mata dia sungguh indah, semua orang juga mengakuinya,” berontak sang papa. Akhirnya dipakailah cara kemotherapy untuk mematikan sel-sel kanker yang telah tumbuh itu. Saat sang putri kesayangan teriak menahan sakit yang dideritanya, sang papa tidak kuat menerima kenyataan itu bahkan ia membenturkan kepalanya sendiri ke dinding.
       Menurut pengakuannya meski sudah dibaptis dan menjadi pengikut Kristus, Jimmy dan Aiwan belum menjadi pengikut Kristus yang sesungguhnya. Untuk pergi ke gereja pun kadang masih agak ogah-ogahan. Tepatnya hanya menjadi umat yang biasa-biasa saja. Dalam mimpinya suatu malam Jimmy didatangi oleh malaikat yang membawa sebuah maklumat berisi hanya satu kata ‘BAPTIS’. Setelah menceritakan kepada saudaranya, saudaranya itu memberikan masukan “baptis berarti kamu mesti bertobat!”. Sambil tetap menjalani pengobatan, kondisi Olivia mengantar papa dan mamanya lebih rajin dalam berdoa dan mengikuti persekutuan. Mereka lebih berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Mereka bertumbuh dalam iman di tengah penyakit yang diderita Olivia.
       Di sela-sela kesibukan mengurusi pengobatan Olivia, Allah mendatangkan penghibur di keluarga ini. Seorang anak pemberian Tuhan hadir di tengah mereka. Sang adik kecil itu kemudian diberi nama Yohanes Natanael. Setidaknya ini adalah suatu penghiburan di tengah kesedihan mereka.         
       Olivia sempat menjalani dua kali kemotherapy yang membuat kondisi fisiknya drop. Saat ia drop dan trombosit dalam tubuhnya turun, sang papa dan pamannya dengan kondisi was-was musti siap mengantri sepanjang hari untuk mendapatkan bantuan darah di PMI. Demikian sepanjang hidupnya Olivia menjalani pengobatan. Biasanya setelah therapy ia mengalami kerontokan rambut hingga botak sama sekali. Dengan fisik yang demikian Olivia tidak pernah merasa rendah diri. Ia tetap menjadi anak yang periang. Bahkan di sekolah ia termasuk salah satu murid yang memiliki prestasi yang cemerlang. Seluruh keluarga besar sangat menyayangi dan memberi perhatian penuh kepadanya. Saat ilmu kedokteran sudah angkat tangan dan hanya memberikan harapan kosong atas kesembuhannya, seluruh keluarga tidak berputus asa. Berbagai pengobatan alternatif dijalani. Pantangan-pantangan makanan selalu dituruti oleh gadis kecil ini. Obat-obatan dari berbagai bentuk dan rasa yang sungguh merusak indra pengecapan juga dilahap dengan pasrah.

Membawa kepada Kristus

       Dalam kondisi demikian, Oliv kecil sungguh bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap pagi saat jam dinding baru menunjukkan pukul 04.00, bagai jam weker Olivia membangunkan orangtuanya untuk mengajak doa pagi. Ketika melihat papanya bersedih hati, Olivia selalu berujar “Smile”. Dengan polosnya Olivia berujar dan mengajarkan papanya “Dalam masalah apa pun kita harus selalu smile. Imannya kepada Yesus itu membuat ia boleh dibilang tak pernah mengeluh soal penyakit yang dideritanya. Ia bahkan tak pernah menangis karena penyakit itu.
       Iman Olivia ini menghantarkan sang kakek, nenek, om, tante yang belum mengenal Kristus menjadi orang-orang percaya. Ketegaran Olivia membuat mereka semua merasakan bahwa Yesus sungguh ada bersama Olivia. Hal itu pula yang kemudian mendorong keluarga besarnya semakin berpasrah pada Yesus. Bahkan mereka kemudian terjun aktif dalam kegiatan rohani di lingkungannya. Sungguh inilah karya besar yang ditinggalkannya.
       Bulan-bulan terakhir menjelang ajalnya ia menunjukkan kasihnya yang luar biasa kepada keluarganya, terutama kepada adik kecilnya. Ia berujar kepada sang mama “Kan Oliv mau jadi peri yang baik hati”. Natal dan malam Tahun Baru 31 Desember 2008, meskipun menahan sakit kepala yang belakangan selalu menyerangnya, ia berusaha tetap ceria. Saat acara tukar kado bersama jemaat Gereja, ia juga masih selalu bercanda dengan semua orang. Beberapa hari kemudian, 4 Januari 2009, saat sakit kepala yang semakin parah dan disertai dengan muntah-muntah, keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Semakin lama kondisi fisiknya semakin parah. Tubuhnya bahkan sudah sulit untuk menerima asupan makanan. Hal yang ditakutkan pun terjadi. Hasil MRI menunjukkan sel kanker yang sudah membutakan mata kirinya telah menjalar sampai ke otak bahkan ke seluruh tubuhnya.

“Terimakasih Tuhan Yesus”
       Setiap hari ia hanya bisa terbaring lemas dan tertidur. Saat ia terbangun, kesakitan yang sungguh luar biasa dialaminya. Ia hanya bisa berteriak, “Aduh sakit, sakit sekali Tuhan…”.  Sang mama yang tidak kuat melihat penderitaan putrinya mengatakan, “Kalau sakit sekali, menangis saja Oliv,” tapi anak ini sungguh kuat. Dia tidak pernah mau menangisi kesakitannya. Orang tuanya kembali dikuatkan dan diajarkan untuk tetap tegar dalam segala masalah, walaupun itu tidak mengenakkan. Kesakitannya semakin memuncak, bahkan obat penahan sakit yang diberikan dokter sudah tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu. Dua malam menjelang ajalnya, Oliv yang bulan Juli mendatang genap berumur 10 tahun berdoa penuh iman. “Terima kasih Tuhan atas kasih karuniaMu, Oliv percaya Oliv sudah sembuh, Oliv sudah dipulihkan. Tidak ada satu penyakit apa pun di badan Oliv, dari ujung rambut sampai ujung kaki Oliv, karena sudah Engkau tebus di kayu salib. Tuhan berkati Oliv, Tuhan ampuni semua dosa Oliv, terima kasih Tuhan, Haleluya, Amin...” Sebuah doa yang sungguh indah dan penuh makna. Doa seorang anak yang sungguh mencintai dan mengimani Yesus.
       Saat malam terakhir ia bahkan sempat meminta sang papa yang memang sangat dekat dengannya untuk memeluk, menurunkannya dari ranjang pasien dan memangkunya. Dia meminta kepada semua orang dan keluarga yang mengunjunginya untuk senantiasa  berdoa dan mendoakannya sepanjang malam itu. Detik-detik maut semakin mendekatinya. Dalam kesakitan yang sudah tidak tertahan, kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya “Sakit sekali ya Tuhan, Oliv sudah tidak tahan lagi…” kemudian kepalanya jatuh terkulai sambil berucap “Trima kasih Tuhan Yesus” . Kemudian ia sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya mulai kejang-kejang. Saat sang papa membisikkan ke telinganya “Papa merelakan Oliv pergi, karena papa percaya di surga penuh damai sejahtera dari pada di dunia dengan menanggung penderitaan. Saat Oliv bertemu dengan Yesus dan Yesus ingin memegang tangan Oliv, segeralah sambut tangan-Nya. Selamat jalan Oliv kami semua merelakan Oliv.”  Dalam kondisi yang sudah ‘koma’ Olivia meneteskan airmata.
       Sesaat setelah itu, bergantian istri pendeta memegang tangan Oliv sambil membisikkan di telinganya, “Kalau Oliv sudah bertemu Tuhan Yesus, Oliv genggam kencang tangan tante yah.." Dalam keadaan ‘koma’ itu ia benar2 menggenggam tangan itu dan tak lama kemudian Oliv kecil pun pergi untuk selamanya dengan perlahan, tenang dan damai. Dua belas Januari 2009, pukul 15.45.


Tugasnya sudah selesai

       Kedua orang tuanya tentu sedih dengan kepergiannya. Tapi mereka mengimani bahwa Olivia sudah bahagia di surga selamanya. Mereka berusaha menahan tetesan airmata dan merelakan kepergiannya. Mereka berusaha meneladani apa yang selalu dikatakan Olivia selama hidupnya, bahwa “Segala sesuatu ada waktunya; selalu tersenyumlah dalam segala hal; tetap kuat dan tegar dalam pergumulan;  berserah dirilah kepada Tuhan Yesus, karena Dia akan memberikan jalan terbaik dan selalu mengasihi kita”.
       Jasadnya sudah terbaring kaku, tapi ia terlihat seperti hanya tertidur. Semua pelayat yang melihat, memuji Olivia bagaikan peri kecil cantik yang tertidur pulas. Wajah dan kulitnya putih bersih. Bibir kecilnya menyunggingkan senyum kecil bahagia. Salah satu mata yang tadinya agak cekung karena sel kanker sudah menggerogoti dan membutakan mata kirinya bahkan terlihat normal kembali. Ia benar-benar seperti tertidur. Semua mengimani, saat ajal menjemputnya Tuhan terlebih dahulu memulihkan fisiknya. Keluarga besarnya juga mengimani bahwa Olivia adalah penolong yang diberikan Tuhan di tengah-tengah keluarga mereka. Melalui sakit yang dideritanya satu persatu anggota keluarga besarnya bertobat dan menerima Kristus. Tugas malaikat kecil ini sudah selesai, maka ia kembali dipanggil Bapa ke surga.
       Bahkan saat pemakamannya, di tengah-tengah cuaca yang sepanjang hari dipenuhi hujan deras, ketika kebaktian pamakaman dimulai, dan ketika sang pemimpin Ibadat menyerukan “Semoga prosesi pemakaman ini diliputi dengan cuaca cerah… Tuhan, walaupun kami tidak dapat melihat dengan mata kami tapi kami yakin Tuhan hadir di tempat ini,” detik itu juga, gemuruh guntur berbunyi seakan langit menjawab. Dan hujan yang sepanjang hari menyelimuti bumi, seketika berhenti. Semua yang menghantar ke pemakaman ini dengan tertegun berujar dalam hati, “Sungguh ia benar-benar dikasihi Tuhan”.
       Segalanya berjalan lancar, kepergian sang malaikat kecil bahkan didoakan dan dihantar oleh beratus-ratus pelayat. Walaupun Olivia sudah tidak ada di dunia, tapi karyanya dalam dunia sungguh selalu akan dikenang. Karena bukan diukur dari berapa lama kita tinggal di dunia, tetapi seberapa berartinya hidup yang kita jalani.
       Selamat jalan Olivia, doa kami menyertaimu selalu. Dan kami percaya, engkau juga senantiasa mendoakan kami dari sana. (sanz)

Refleksi 1 tahun


Salah Sejahtera….

Menjumpai Bapak dan Ibu dalam kondisi damai Sejahtera dan penuh Sukacita.
Hari ini, tepatnya 11 Nopember 2009 genap satu tahun sejak 11 Nopember 2008 yang lalu saya tiba di Cambodia, Siem Reap.
Selama 1 tahun ini, saya mengalami pertolongan TUHAN dan penyertaannya dalam berbagai situasi dan masalah yang kami hadapi di sini baik masalah pribadi maupun pelayanan.

Benarlah ungkapan ini “TUHAN yang memanggil, IA juga setia menyertai dan memelihara kehidupan hamba-hambaNYA.”

Semenjak November  2008 hingga saat ini, saya masih terus menjalani masa adaptasi dan perkenalan dengan budaya dan pelayanan di Cambodia.

Saya ingat pertamakali ketika dihubungi di Medan, saya harus siap dalam waktu singkat berangkat ke Cambodia, sungguh, waktu itu merupakan waktu yang berkesan bagi saya.

Karena….perasaan saya hampir sama seperti bersiap pelayanan ke salah satu BMW di TMIndonesia. Sampai saat inipun perasaan yang sama masih saya rasakan, saya seperti masih tetap melayani bersama teman-teman di Indonesia. Walaupun faktanya bahwa saya berada di luar negri, melayani di budaya yang berbeda, bekerja dengan teman-teman dari Negara yang berbeda dan sehari-hari berkomunikasi dalam bahasa Inggris (bahasa yang berbeda).

Sungguh dimanapun kita pergi, apapun bentuk pelayanan yang kita kerjakan, yang pasti didalam TUHAN YESUS kita satu, demikian penjelasan yang relevan dengan perasaan saya ini.

Saya sangat senang mendengar beberapa missionaries siap dari TMIndonesia melayani ke luar negri. Sungguh indah “kaki yang membawa berita INJIL”

Ketika masih mahasiswa tingkat 1 BMW Sibolga, saya berdoa untuk menjadi missionaries keluar negri, tetapi belum ada komitmen ke Negara mana tujuan saya.
Setelah bergabung sebagai staf TMIndonesia, saya komitmen tuk pergi ke Negara mana saja apabila TUHAN utus, tapi saya minta kemurahan hati TUHAN untuk mengutus saya ke Negara yang penduduknya belum mendengar INJIL sebelumnya.

Apakah Cambodia?
Saya belum tahu, apakah ini Negara tujuan akhir saya yang TUHAN mau. Yang pasti disini saya melihat kebutuhan besar akan pekerja-pekerja diladang TUHAN.
Saya berkunjung ke beberapa Province, beberapa desa dan menemukan bahwa ada tempat-tempat tertentu dan orang-orang tertentu yang bahkan tidak mengetahui apa itu KRISTEN, siapa itu YESUS.

Selama 1 tahun ini perenungan terbesar saya ialah tentang panggilan pelayanan para tokoh-tokoh iman, seperti Martin Luther, David Livingstone, Hudson Taylor, George Muller, William Hekman, You Young Sook, William Carey, Frederick Nomensen dan lainnya… beberapa dari mereka bahkan saya bisa melihat secara langsung kehidupan pelayanan mereka seperti Bapak Hekman dan Ibu You. Terkadang saya membayangkan WAH TUHAN!!!…apa jadinya dengan masa depan saya….saya sangat ingin, teramat ingin menjalani dan bahkan mengakhiri kehidupan saya dan pelayanan saya, sebagai seorang pelayan TUHAN yang setia seperti mereka.

Saya teringat ketika Mike Riely dari Australia mengunjungi kami bulan Mey’ 2009 yang lalu dan mendapati kami (menurutnya) tidak siap dengan Boot Camp 2009, lalu Mike warning betapa pentingnya persiapan ini dan itu, walaupun sebenarnya saat itu, kami juga telah mempersiapkannya…tetapi karena warningnya saya dan semua staf jadi kuatir akan persiapan kami yang kurang matang untuk BC 2009, situasi ini membuat kami masuk dalam kehidupan doa yang sungguh-sungguh. Dan TUHAN menjawab secara luar biasa…. TUHAN mengirim 100 pemuda ke BC 2009 tepat seperti yang kami doakan dan target ini melebihi presentase yang di dapat saat promosi. Dan bahkan melebihi jumlah peserta BC tahun-tahun sebelumnya, tahun 2008, jumlah peserta 70 orang, ini yang paling banyak selama  6 kali BC di Cambodia. tetapi BC tahun ini 100 orang… sungguh kami heran dengan cara TUHAN bekerja menjawab doa-doa kami.

Lalu kami mulai berpikir lagi tentang berapa mahasiswa yang bisa kami jangkau nanti…untuk mulai BMW Cambodia lagi. Berpedoman dari pengalaman bahwa TUHAN mendengar dan menjawab doa, kamipun masuk dalam doa dan menyerahkan semuanya kedalam tangan TUHAN.
Setelah BC selesai,  13 pemuda, mendaftarkan diri untuk mengikuti training di TMCambodia. Seiring dengan berjalannya waktu, 1/1 mereka mengundurkan diri dengan berbagai alasan….Misalnya:
1.     Programnya terlalu berat untuk mereka…
2.     Pelajarannya terlalu sulit….
3.     Peraturanya terlalu keras…
4.     Merasa bersalah karena di disiplin lalu mengundurkan diri…

Sekarang dari 13 orang, kini tinggal 4 orang… namun kami bersyukur bahwa TUHAN yang mengirim mereka ke BMW, dalam rencana TUHAN juga mereka mundur dari Training. Sambil belajar membenahi diri kami terus percaya pada penyertaan TUHAN dalam pelayanan ini.

Merefleksi penyertaan TUHAN selama setahun pelayanan di Teen Missions Cambodia beberapa Point saya ingin bagikan sebagai kesaksian pelayanan:

1.     KERENDAHAN HATI: ketika saya tiba disini, situasi sangat berbeda, Saya seperti kembali ke keadaan tahun 80an atau tepatnya tahun 70an di Indonesia. Kadang ada rasa bangga menjadi orang Indonesia yang akhirnya menjebak saya kearah “sombong” dan melihat orang Cambodia dengan sebelah mata. Ini tidak boleh terjadi karena orang Cambodia adalah jiwa pelayanan saya…hari demi hari TUHAN mengajar saya untuk menjadi rendah hati dan mengalami seperti yang Rasul Paulus katakan
1Co 9:19-23  Although I am free from all people, I made myself a slave to all of them to win more of them.
To the Jews I became like a Jew in order to win Jews. To those under the law I became like a man under the law, in order to win those under the law (although I myself am not under the law).
To those who do not have the law I became like a man who does not have the law, in order to win those who do not have the law (although I am not free from God's law, but am under the law of Christ).
To the weak I became weak in order to win the weak. I have become all things to all people so that by all possible means I might save some of them.
I do all this for the sake of the gospel in order to have a share in its blessings.”

Kerendahan hati juga membuat saya bergantung kepada TUHAN dalam hal kebutuhan pribadi maupun kebutuhan pelayanan, bahwa saya tidak dapat melayani dengan kekuatan sendiri tetapi hanya karena pertolongan TUHAN.
Kerendahan hati membuat saya tidak membuat keputusan berdasarkan keinginan pribadi (dalam beberapa kasus, saya memang membuat keputusan sepihak berdasarkan aturan-aturan baku TM dan prinsip-prinsip Alkitab yang saya yakini)

Kerendahan hati membuat saya mampu bekerjasama dengan rekan-rekan missionaries dari Filipina yang notabene masih mahasiswa dan tanpa skill sebagai staf seperti yang dibutuhkan, saya mendiskusikan kebijaksanaan dan keputusan yang diambil bahkan saya harus bertanggungjawab terhadap beberapa keputusan yang mereka ambil.

Hahahahahaha…saya menemukan, banyak kali diri saya seperti anak kecil yang sedang belajar berjalan sambil dituntun oleh Ayahnya agar tidak jatuh.
TUHAN menuntun saya dengan lembut dan sabarnya, dan yang diharapkan dari saya ialah kerendahan hari untuk menyadari bahwa saya tidak mampu bahkan tidak dapat melakukan apa-apa tanpa TUHAN.  DIA membuat saya bergantung kepadaNYA.

2.     OPTIMIS: betapa tidak kondisi pelayanan disini ketika saya datang seperti sebuah pasukan yang kalah perang dan tergesa-gesa lari meninggalkan kemahnya berantakan. Memang benar, lebih baik memulai yang baru, daripada melanjutkan yang sudah ada. Semuanya berantakan.
o       Hubungan dengan rekan pelayanan. Betapa saya harus tersenyum getir melihat berbagai ekspresi dari rekan-rekan missionaries di sini ketika saya memperkenalkan diri sebagai Missionaris dari Teen Missions. Ada yang mengucapkan “belasungkawa” (seperti ada yang meninggal saja), ada yang coba menghibur, ada yang (positif) memotivasi, ada yang mencoba menyembunyikan perasaan mereka, tetapi sebenarnya mereka melihat TM dengan sebelah mata sebagai sebuah lembaga pelayanan yang telah salah melangkah dalam pelayanan.
o       Administrasi kantor. Saya hampir tidak tahu harus mulai dari mana, dan kemana, tetapi 1/1 akhirnya administrasi bisa ditata dengan baik juga, walaupun belum sempurna.
o       Pekerjaan Bangunan. Pekerjaan bangunan yang sangat besar menyita hampir seluruh perhatian saya, betapa tidak pekerjaannya setengah jalan dan out of standart (Joko menyetujui istilah ini). Saya dengan sedikit pengalaman kerja di konstruksi bangunan mulai bekerja.
o       Financial. Saya memulai komunikasi dengan Florida tentang Financial dan ini merupakan salah satu hal terberat bagi saya  karena selama ini komunikasi dengan Head office YMR berjalan dengan baik. Kini harus memulai dengan Head office Florida…, berkali-kali saya salah mengerti tentang maksud tujuan mereka, kami diskusi dengan staf yang lain tetapi sama saja (karena staf yang lainpun baru pertama jadi staf) mereka tidak tahu. Tapi 1/1 kami belajar dan kini hampir mengerti komunikasi dengan Florida. Salah satu ganjalan ialah uang kami tertahan di Bank local $3500. dan sampai saat ini kami terus berusaha komunikasi dengan Bank untuk mengeluarkan uang ini dari tabunga atas nama staf yang lama.
o       Hubungan sesama staf. Dengan Philip (Cambodian staf) saya telah diperingati bahkan dari Indonesia sampai di Cambodia untuk berhati-hati dengan Philip dalam hal keuangan dan hal lainnya. Saya menyerahkan semuanya dalam doa dan akhirnya kini, semua berjalan baik. Dengan 2 staf dari Filipina. Saya harus extra sabar, karena terkadang mereka membanding-bandingkan keadaan Cambodia dengan Negara mereka, berkali-kali saya hampir hilang kesabaran dan ingin mengusulkan ke Florida agar mengirim mereka pulang saja kembali ke Filipina, tetapi TUHAN menolong saya
Di berbagai kesempatan saya mengalami “putusa asa” menghadapi kondisi pelayanan disini tetapi ROH KUDUS menguatkan hati saya untuk tetap optimis dan terus melangkah dengan iman, badai pasti berlalu. Seringkali TUHAN tidak meredakan badai yang melanda kehidupan dan pelayanan saya tetapi IA memegang tangan saya menghadapi badai-badai tersebut sehingga saya dapat tetap berdiri teguh setelah setiap badai berlalu.


3.     KESABARAN. Dalam berbagai situasi TUHAN mengajar saya untuk sabar dan berhati-hati dalam bertindak dan membuat keputusan. Betapa tidak, pertimbangan bukan saja karena pelayanan tetapi karena keberadaan saya dan kedua rekan lain sebagai orang asing disini. Bukan saja ketika menghadapi pemerintah tetapi menghadapi masyarakat biasa seringkali kami di anggap orang kaya yang membawa US dolar ke Cambodia. yang lebih menyedihkan lagi sebagian orang Kristen juga melihat missionaries sebagai foreigner yang banyak uang. Duh!!! Sedihnya. Tetapi dari semuanya itu, TUHAN mengajar saya secara pribadi untuk lebih sabar menghadapi semua situasi ini. Sehingga ada istilah diantara kami “there is nothing free in Cambodia”. Walaupun anda adalah seorang Kristen, anda tetap harus membayar bantuan yang diberikan oleh sesama orang Kristen lainnya. Hanya sedikit orang Kristen disini yang sungguh-sungguh mengutamakan pelayanan daripada uang.

4.     PENYERAHAN DIRI TOTAL. Sepertinya semua doa dan komitmen penyerahan diri saya ketika di Indonesia adalah belum cukup. Memang benar demikain semuanya itu belum cukup. Betapa tidak, disini TUHAN membiarkan saya masuk dan mengalami berbagai pengalaman iman hanya untuk menunjukkan siapa DIA sebenarnya dan siapa saya di hadapanNYA.
Dengan mata telanjang TUHAN membiarkan saya melihat “iman saya yang sangat kecil” dapat membuat DIA menjaga truck Teen Missions Cambodia yang mengangkut overload perlengkapan BC  dan menempuh perjalanan k.l 400km di tengah hujan badai dengan jarak pandang cuman 1 meter ke depan. Setelah BC kami kembali dengan sebuah perlengkapan dan saya menyetir selama 12 jam dari Kandal Province sampai ke TM base di Siem Reap Province.
Dengan iman saya yang kecil, DIA menyembuhkan seorang gadis yang kerasukan setan hanya melalui berita Firman TUHAN yang saya sampaikan.
Dengan iman saya yang kecil, DIA tetap setia menyertai saya, dan menjawab doa-doa saya.
Setiap hari TUHAN menuntun saya masuk kedalam situasi yang tidak jelas, situasi dimana saya harus bertindak dengan iman dan bergantung sepenuh kepadaNYA dalam setiap keputusan yang diambil.
Didalam situasi yang sulitlah justru saya mengalami sukacita pelayanan. Disaat fakta kebutuhan keuangan di pelayanan tidak sesuai dengan budget yang dikirim dari Florida, disaat itulah, saya dan teman-teman dapat mengalami senyum yang sungguh-sungguh merupakan ekspresi sukacita pelayanan.
Saya tidak saja diajar oleh TUHAN, tetapi dia menolong saya untuk belajar menjadi murid yang baik.

5.     ARTI KEHIDUPAN. Arti kehidupan… apa sih artinya?!!! Arti kehidupan manusia. Rasanya masih terlalu jauh bagi saya untuk mengerti apa arti kehidupan saya, yang saya percaya dan tahu bahwa TUHAN mempunyai rencana Indah bagi kehidupan dan masadepan saya.
Tetapi apa arti kehidupan saya?….
disaat semua orang berusaha mengejar-ngejar sesuatu dalam kehidupan ini, (karir, jabatan, pengalaman, keuangan, mempertahankan prinsip, mempertahankan keyakinan diri, merealisasikan visi pribadi) TUHAN melatih saya untuk meninggalkan satu persatu semuanya itu, dan berjalan bersamaNYA, menuju visiNYA.
Arti kehidupan?!!! Masih terlalu jauh, tetapi saya yakin, DIA sedang memegang tangan saya dan menuntun saya menuju arti kehidupan yang sesungguhnya.
Huhhhhhh…..bahagianya hati ini, saat mengetahui bahwa TUHAN bersama saya dan tidak pernah meninggalkan saya.


Secara pribadi saya bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar YAYASAN MISI REMAJA INTERNATIONAL.
YMR yang telah mengasuh dan membesarkan saya secara rohani dan memberikan kesempatan kepada saya untuk melayani TUHAN.
Saya bersyukur kepada TUHAN untuk setiap dosen BMW yang pernah mengajar saya.
Saya bersyukur kepada TUHAN untuk setiap tugas pelayanan yang diberikan kepada saya semasa saya sebagai mahasiswa, semua itu melatih saya.
Saya bersyukur kepada TUHAN untuk kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menjadi staf YMR.
Saya bersyukur kepada TUHAN karena pernah menjadi ketua BMW di Medan.
Saya bersyukur kepada TUHAN karena dipercaya oleh Teen Missions untuk melayani di Cambodia.

Masih banyak pengalaman dan perenungan lainnya yang ingin saya sampaikan sebagai kesaksian penyertaan TUHAN dalam kehidupan dan pelayanan kami di Cambodia… tetapi rasanya waktu ini tidaklah cukup untuk menceritakannya.
Ketika memulai menulis ini, sungguh saya tidak tahu bagaimana melanjutkan dan mengakhirinya…
Ketika memulai menulis ini, rasa-rasanya saya tidak mungkin mengakhirinya…
Ketika memulai menulis ini, saya sadar bahwa sebuah pena dan beberapa lembar kertas takan dapat memuat semua cerita KISAH CINTA TUHAN kepada saya.

In CHRIST
Filipi 1:21
akhimk

Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.