PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










Kesaksian saya

KESAKSIAN PRIBADI (1)

Syalom!!!
Nama saya Akhim Benyamin Kupeilang, kelahiran Kupang, tahun 1979. Saat ini saya melayani sebagai misionaris di Kamboja.
Panggilan untuk melayani Tuhan saya terima pada bulan February, tahun 1999, di Kupang. Saya lalu berdoa memohon Tuhan memimpin untuk dilatih secara khusus di lembaga pendidikan Alkitab, menjadi seorang misionaris. Pada Tahun 2000 saya memulai pendidikan Misi dan Teologi di Bible Missionaris and Work Training Center (BMWTC) yang dalam bahasa Indonesia Sekolah Alkitab Bina Muda Wirawan. Sekolah Alkitab ini telah di tingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Teologi Bina Muda Wirawan Indonesia.
Pendidikan dimulai di kota Wonogiri, Jawa Tengah. Selama Sebulan kami dilatih di Boot Camp. Pelatihan meliputi pembentukan karakter, penginjilan, dan ketrampilan lainnya seperti pekerjaan bangunan, dan pertanian. Setelah masa 1 bulan Boot Camp, saya dikirim ke BMW Sibolga. Dengan Bus kami melalui perjalanan darat selama 4 hari 3 malam dan tiba dilokasi dengan selamat. Pendidikan di Siboga berlangsung selama 3 tahun, dan selama masa pendidikan saya berkesempatan belajar bahasa Batak. Dalam tugas-tugas lapangan di Sumatera Utara kami berkesempatan mengunjungi kota-kota sekitar di kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Danau Toba, Samosir, Pematang Siantar, Medan bahkan ke Riau dan Dumai.
Selama 3 tahun secara khusus saya dan 3 teman lainnya merintis sebuah gereja didaerah Sijungkit, Tolang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Gereja tersebut lalu kami daftarkan kepada Sinode Gereja Kristen Oikumene. Dalam masa pelayanan ini, sebagai asisten Gembala saya banyak diberikan tanggungjawab melayani jemaat, mulai dari pelayanan anak, pelayanan pemuda, pelayanan orang dewasa bahkan Lansia. Pernah terbersit di benak bahwa mungkin Tuhan akan memakai saya sebagai seorang Gembala Sidang Jemaat. Namun Rencana Tuhan melebihi rancangan hati manusia. Pada tahun 2003 setelah masa pelayanan saya selesai di Sumatera Utara, Tuhan menggerakkan hati saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata Satu Teologi. Saya lalu mohon pamit dari jemaat. Perpisahan berlangsung mengharukan karena hubungan kekeluargaan yang erat diantara saya dan jemaat.
Sebelum melanjutkan pendidikan teologi S1, saya sempat berlibur ke Kupang selama k.l 1 tahun lalu melanjutkan pendidikan di STT Harvest pada bulan September 2004 mengambil program Strata satu jurusan musik (gitar). Di STT Harvest saya hanya bisa mengikuti perkuliahan selama 3 bulan, lalu berhenti karena kendala pembiayaan kuliah. Pada bulan January 2005 saya berhenti dari STT Harvest dan pindah melanjutkan kuliah ke STT BMW Indonesia yang telah membuka program S1 dengan 2 jurusan yaitu PAK dan Teologi. Saya lalu mengambil jurusan Teologi yang berfokus pada teologi Misi, karena memang STT BMW Indonesia adalah Lembaga pendidikan Teolgi yang murni bersifat dan berfokus pada pelayanan Misi. Karena jumlah SKS yang telah cukup pada saat program Diploma serta sudah memiliki Karya Tulis yang dapat ditingkatkan menjadi Skripsi, saya dapat menyelesaikan program Sarjana dalam waktu 1 tahun. Puji Tuhan.
Pada bulan September 2005 saya diwisuda dan pada bulan yang sama, saya bergabung dan menjadi staff di pelayanan Yayasan Misi Remaja International yang menyelenggarakan STT BMW Indonesia. Selama 1 tahun saya melayani di kantor pusat YMRI di Tangerang, Lippo Karawachi, dan pada tahun 2006, usia 27 tahun saya ditugaskan sebagai Ketua STT BMW Indonesia Cabang Medan. Saat itu STT BMW Indonesia Cabang Medan sedang diguncang masalah internal. Puji Tuhan selama 2 tahun masa pelayanan disana, semua pelayanan dan kegiatan kampus serta hubungan dengan masyarakat luar dapat kembali berlangsung dengan normal dan stabil. Pada tahun 2008, saya diminta menyiapkan diri untuk dikirim sebagai Misionaris BMW Indonesia ke Madagascar, salah satu negara tetangga Afrika Selatan yang memiliki hubungan erat dengan Indonesia. Saya lalu menyiapkan diri, berdoa, belajar tentang Madagascar termasuk bahasa lokal setempat, dan mempersiapkan diri dengan baik. Tetapi rencana Tuhan berbeda dengan rencana manusia. pada tanggal 1 Nopember 2008 saya diinformasikan agar menyiapkan diri dalam waktu seminggu untuk dikirim ke Kamboja. Dalam hati memberontak, mengapa Kamboja bukankah saya telah siap untuk Madagascar? tetapi walaupun hati tak sepakat, mulut tetap berkata Siap!!! setelah kebersediaan itu keluar dari mulut, Tuhan mengubah hati menjadi taat dan setia kepada panggilan-Nya.
Pada tanggal 11 Nopember saya akhirnya terbang ke Kamboja. Kondisi BMW Kamboja hampir mirip dengan kondisi BMW Medan. Telah terjadi masalah internal dalam pelayanan yang menyebabkan  semua mahasiswa  mengundurkan diri, 3 orang staff missionaris luar negri yang melayani di Kamboja juga meninggalkan kampus tanpa permisi dari pimpinan di Amerika.



KESAKSIAN PRIBADI (2)

Saya sangat terkesan dengan cara Tuhan memimpin. Dia menjawab doa-doa saya. Saya telah berdoa dan selalu berdoa agar, diperhadapkan dengan masalah-masalah yang dapat membentuk karakter saya, agar saya menjadi seorang muda yang kuat didalam Tuhan. Setelah BMW Medan kini BMW Kamboja, namun statusnya berbeda. Kalau di BMW Medan, hanya internal Indonesia dan lebih khusus di Kota Medan. Namun di Kamboja, Jangkauannya luas, Satu negara dengan tanggungjawab kedalam negara itu sendiri; diantara gereja lokal dan tanggungjawab keluar; hubungan international dengan kantor pusat di Florida, Amerika Serikat dan juga hubungan Teen Missions di Asia (Australia, Indonesia, Filipina, India). Sungguh saya hanya bisa berkata TUHAN ITU MENJAWAB DOA.                  
Kondisi pelayanan disini (di Kamboja), seperti negara yang kalah perang, satu persatu kami mengumpulkan serpihan-serpihan akibar kehancuran perang tersebut. Setelah tiba, saya mulai memperkenalkan diri dengan gereja-gereja lokal dan banyak menerima ucapan prihatin atas apa yang terjadi di pelayanan BMW Kamboja, saya juga menghubungi mahasiswa yang telah mengundurkan diri dan membicarakan kemungkinan mereka kembali melanjutkan kuliah. Pelayanan lalu berlanjut dengan mempersiapkan Boot Camp.
Pada tahun 2009 kami menyelenggarakan Boot Camp Kamboja dengan jumlah peserta 100 remaja pemuda, dengan total budget $6500 = Rp.65.000.000. Inilah Boot Camp pertama yang saya selenggarakan diluar Indonesia, komunikasi dilakukan dalam bahasa Inggris dan bahasa Khmer. Mengajar, komunikasi dengan remaja pemuda Kamboja, komunikasi dengan pemerintah dan gereja lokal semuanya dilakukan dengan bahasa lokal dan kadang bahasa Inggris menggunakan penerjemah. Sejalan dengan itu kami juga belajar banyak tentang menyesuaikan diri dengan budaya lokal termasuk, makan makanan kamboja, berpakaian kamboja dan berpikir mengikuti jalan berpikir mereka. Kamboja yang kondisinya sangat terbelakang dibanding Indonesia (perkiraan pribadi saya sekitar 10 tahun terbelakang dari Indonesia). Kondisi diatas memaksa saya harus merubah banyak hal dalam kebiasaan dan gaya hidup saya agar bisa diterima masyarakat setempat.
Saat ini lokasi pelayanan kami berpusat di propinsi Siem Reap. Salah satu kota yang menjadi tujuan wisata dunia karena penemuan baru candi Budha Angkor Wat sebagai peninggalan bersejarah dunia, yang juga kini menjadi salah satu keajaiban dunia. Dari sini pelayanan menyebar ke seluruh Kamboja. BMW Kamboja memiliki 2 lokasi pelayanan dan lokasi lainnya berada di propinsi Kampoong Chnaang dengan property tanah seluas 60 hektar. Namun karena berbagai hal setelah 6 tahun membeli tanah tersebut pelayanan di Kampong Chnaang  baru bisa dimulai tahun depan 2011.
Populasi penduduk Kamboja yang mayoritas beragama Budha, agama Kristen adalah 2% dari jumlah penduduk negri ini. Tahun ini kami menyelenggarakan Boot Camp dengan jumlah peserta 60 remaja pemuda, sampai saat ini belum ada remaja pemuda yang terpanggil belajar di BMW Kamboja karena itu kampus BMW kami ubah menjadi Youth Center. Remaja pemuda sekitar lokasi datang untuk belajar bahasa Inggris, Komputer,  Gitar, Alkitab dan lainnnya....melalui kesempatan ini kami membangun hubungan persahabatan dengan mereka dan berkesempatan bersaksi dan menceritakan Injil Kerajaan Allah kepada mereka yang non Kristen. 



KESAKSIAN PRIBADI (3) 

Dari kesaksian singkat diatas, saya hendak menarik beberapa kesimpulan;

1.    Jikalau Tuhan yang memanggil, maka Ia akan memimpin. Dalam kesaksian hidup saya, pimpinan Tuhan berlangsung normal, melalui keputusan pribadi saya, melalui penglihatan dalam doa, melalui mimpi, melalui saran saudara seiman sekitar, melalui ketaatan terhadap keputusan pimpinan, melalui nasehat orangtua dan keluarga, melalui pendapat buku-buku yang saya baca, melalui menyimak pada kesaksian hidup hamba Tuhan yang lain dan masih banyak lagi. Namun semua bentuk pimpinan diatas yang saya maksud selalu saya uji melalui Firman Tuhan. Jadi keyakinan saya akan berbagai bentuk pimpinan Tuhan bagi saya, datang melalui kehidupan perenungan saya didalam Firman Tuhan. Sehingga pada akhirnya sebelum melangkah, saya yakin bahwa ini keputusan Tuhan dan bukan keputusan saya.
2.    Jikalau Tuhan yang memanggil, maka Ia akan memenuhi kebutuhan. Dalam perjalanan hidup saya selama 10 tahun melayani Tuhan, Ia telah membuktikan kesetiaan-Nya  melalui pemenuhan kebutuhan pelayanan saya.

Sebuah kesaksian: Pada tahun 2003, pada masa akhir pelayanan saya di Sumatera. Gembala Sidang meminta agar saya berkenan tinggal untuk melayani gereja tersebut. Beliau berkata “Gereja akan memenuhi kebutuhan hidup saya”, dan beliaupun akan memberikan kesempatan bagi saya untuk melanjutkan study teologi saya sambil melayani. Namun saya menjawab bahwa saya merasa Tuhan memanggil untuk ke Jakarta melanjutkan study dan pelayanan disana. Walaupun belum ada sumber dana atau sponsor yang menjanjikan, saya yakin ini panggilan dan kehendak Tuhan bagi saya. Seminggu sebelum perpisahan dengan jemaat, saya tidak memiliki dana yang cukup untuk berangkat ke Jakarta (perjalanan dengan bus 4 hari 3 malam), namun saya berdoa, “Tuhan, kalau ini kehendak-Mu, jalan kaki dari Sumatera ke Jakarta pun akan saya lakukan” sudah diumumkan bahwa saya akan berangkat ke Jakarta pada hari senin, sedangkan pada hari minggu saya belum juga memiliki dana sepser pun. Namun saya percaya dana akan tersedia. Pada hari minggu sore diadakan perpisahan, Jemaat memberi pemberian kasih, dan malam harinya Gembala Sidang memberi pemberian kasih, sehingga pada akhirnya biaya perjalanan, cukup untuk ke Jakarta.
Tiba di Jakarta, saya tidak memiliki biaya administrasi wisuda dan terancam untuk tidak ikut wisuda. Saya lalu berdoa, “Tuhan, Engkau sudah menolong dari Sumatera ke Jakarta, kalau kehendak Tuhan saya tidak wisuda, ya gapapa” banyak teman menawarkan dan memperkenalkan saya kepada sponsor, saya katakan “tidak” sekolah menawarkan pinjaman, saya katakan “tidak” saya berjanji untuk tidak memberitahukan kebutuhan saya kepada manusia. Hari terakhir sebelum wisuda, sore harinya saya sakit demam dan tidur di asrama BMW Tangerang. Seseorang datang lalu memberikan kwitansi bukti pembayaran administrasi wisuda, dan berkata “sudah lunas, besok tinggal ikut wisuda” saya lalu bertanya, “siapa yang bayar?” teman ini menjawab, “dia tidak mau memberitahukan” namanya.


Kalau TUHAN ITU HIDUP, DIA pasti punya mata untuk melihat kebutuhan kita, DIA pasti punya hati untuk merasakan kegalauan hati kita, DIA pasti memenuhi kebutuhan kita, karena itu janji-Nya

3.    Jikalau Tuhan yang memanggil, maka Ia pasti akan menghibur. Dalam pelayanan selama 10 tahun, berbagai tantangan sudah saya hadapi; mulai dari gossip, kritikan, hinaan, tidak dipercaya, di anggap remeh, gagal melaksanakan tugas dengan baik, gagal menjalin hubungan dengan wanita yang dicintai, gagal melaksanakn program pelayanan, kehilangan, tidak di dengar saat berbicara, di anggap tidak ada harga dirinya, kelaparan, makan cuman nasi tanpa lauk pauk, puasa terpaksa karena tidak ada makanan....dan lain sebagainya. Namun Tuhan menepati janji-Nya, bahwa Ia yang memanggil, Ia juga pasti menghibur disaat susah, takut, bimbang, cemas, kuatir, sedih dan kehilangan arah. Tuhan Setia.

4.    Jikalau Tuhan yang memanggil, maka Ia akan mendengar doa. Jutaan sudah doa-doa yang saya naikan dan semuanya dijawab Tuhan. Tidak ada doa-doa saya yang tidak dijawab Tuhan. Anda mungkin berpikir “masa iya sih?” Saya percaya bahwa Tuhan menjawab semua doa saya karena TUHAN yang menciptakan mulut dan telinga manusia, dan Alkitab berkata sesuai gambaran-Nya, itu berarti bahwa Ia juga mau kita berbicara kepada-Nya karena Ia bersedia mendengar. Tentulah tidak semua jawaban doa itu sesuai dengan keinginan hati saya, lebih sering jawaban doa-doa saya sesuai dengan kebutuhan saya. Bahkan ada jawaban-jawaban doa yang belum saya terima karena itu berhubungan dengan masa depan saya. Jadi kalau kita takut atau ragu berdoa, Ingat!!! Tuhan punya telinga yang sedia untuk mendengar, Dia punya hati yang mengerti permohonan kita.


KESAKSIAN PRIBADI (4) 

5.    Jikalau Tuhan yang memanggil, maka Ia akan menjaga. Hal yang paling saya takuti di dunia ini adalah “tidak ada” Sebelum saya menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat pribadi saya, banyak hal yang saya takuti; masa depan, keuangan, takut tidak diterima dalam pergaulan (minder), takut bepergian ke tempat-tempat yang baru, dan yang paling saya takuti ialah kematian, karena saya takut ke neraka. Setelah memiliki Yesus, tidak ada ketakutan sama sekali. Sangat sederhana alasannya, karena saya percaya Tuhan menjaga saya.

6.    Jikalau Tuhan yang memanggil, maka Ia tidak akan menolak. Kita semua tahu bahwa Iblis tidak akan pernah berhenti mencobai kita, sampai kita jatuh. Salah satu pencobaan yang paling keras saya hadapi ialah, merasa terlalu berdosa dihadapan Tuhan, ketika saya datang meminta ampun untuk dosa-dosa keseharian saya, yang selalu saya ulang dan ulang lagi. Setiap kali berdoa memohon pengampunan, pikiran-pikiran negatif selalu menghantui, “kamu gagal, kamu tidak pegang janji kamu bahwa tidak akan mengulang lagi dosa ini, kamu munafik pasti akan berdosa lagi yang sama, kamu kotor, kamu jijik, kamu tidak pantas diampuni” semua pikiran itu menghantui, namun satu hal yang Roh Kudus tanamkan didasar hati saya, Yesus yang sudah memanggil kamu, adalah Tuhan dan Juruslamat yang mengampuni kamu, Ia menerima kamu dan tidak akan menolak kamu. Walaupun dosamu merah  bak kain kesumba akan dijadikan putih seperti bulu domba karena darah pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Sekali-kali dan selamanya Tuhan Yesus tidak akan menolak saya.

7.    Jikalau Tuhan yang memanggil, maka suara-Nya akan jelas terdengar. TIDAK ADA KEKUATAN DIDUNIA INI YANG MELAMPAUI KEKUATAN FIRMAN ALLAH. Kekuatan senjata nuklir, kekuatan teknologi, kekuatan uang, kekuatan fisik bela diri, kekuatan politik, kekuatan rayuan wanita, kekuatan kasih sayang orang yang mencintai dan dicintai, kekuatan alam, kekuatan magig. Suara Tuhan yang memanggil saya kedalam pelayanan ini terdengar jelas setiap saat, melalui ayat-ayat Alkitab yang saya baca dan renungkan setiap hari. Dan suara Tuhan itu yaitu Firman Allah yang hidup yang tertulis didalam Alkitab BERKUASA atas alam semesta dan isinya.

Demikianlah kesaksian saya.
Amin...


Filipi 1:21
Akhim Benyamin Kupeilang

Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.