PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










PAHLAWAN WANITA



Dalam banyak budaya, wanita kerap dianggap sebagai warga kelas dua. Tak dihargai, dianggap tak bisa berbuat banyak. Akibatnya, banyak wanita juga memandang rendah dirinya sendiri. Bahkan, ketika ditawari melakukan suatu pelayanan, acap kali wanita menolak halus. "Ah, saya ini cuma ibu rumah tangga." "Saya ini enggak bisa apa-apa." Benarkah?

Hari ini kita membaca bahwa orang-orang yang berjasa dalam hidup Musa_hamba Tuhan yang dipakai luar biasa_adalah para wanita! Mulai dari ibu Musa, Yokhebed, yang tidak mau membunuh bayinya (ayat 2). Miryam, kakaknya, yang dengan berani mengusulkan untuk mencari ibu susu bagi Musa (ayat 4). Dan, Putri Firaun yang akhirnya mengadopsi dan mendidik Musa (ayat 10). Bahkan, dalam perikop sebelumnya kita melihat bahwa yang berani melawan perintah Firaun untuk membunuh bayi-bayi Israel, juga adalah para wanita. Yakni bidan-bidan Mesir yang takut akan Tuhan (Keluaran 1:15-21). Rancangan Firaun digagalkan, justru oleh para wanita yang kerap dianggap lemah.

Di tangan Allah, tidak ada wanita yang tidak bisa berperan. Para wanita di atas menjadi pahlawan Allah bukan dengan berperang, tetapi dengan melakukan tugas dan panggilan mereka. Para bidan menjadi bidan yang baik dan takut Tuhan. Yokhebed menjadi ibu yang baik. Miryam menjadi kakak yang melindungi adiknya. Mereka tidak berubah menjadi "wanita super", tetapi mereka melakukan tugas dari Tuhan dengan setia. Mungkin ketika melakukan setiap bagiannya, mereka tidak menyadari dampak yang timbul setelahnya. Namun, Tuhan mengingat dan merangkaikannya dengan indah. Biarlah mulai hari ini, para wanita bangkit menjadi pahlawan-Nya --GS

WANITA IALAH SENJATA DI TANGAN ALLAH YANG DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN DI DUNIA

PENGANIAYAAN TERHADAP GEREJA LOKAL HARI INI!

Khotbah Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Kebaktian Malam, 20 September 2009

“Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem…” (Kisah Rasul 8:1).

Beberapa pengkhotbah TV di Amerika membuat seakan menjadi Kristen akan dipenuhi dengan semua “kebahagiaan dan sukacita.” Namun itu salah. Orang-orang yang menjadi Kristen sejati dapat menjelaskan kepada Anda bahwa menjadi Kristen tidak selamanya “menyenangkan.” Ada musuh-musuh Kekristenan di media dan dalam kehidupan setiap hari. Hari ini, seluruh dunia, orang-orang Kristen dianiaya demi iman mereka di dalam Kristus. Silahkan klik www.persecution.com untuk membaca kebenaran tentang penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di seluruh dunia.

Bahkan di “negara-negara bebas” orang-orang Kristen secara terus menerus diserang dan ditertawakan hari ini. Dan bahkan yang lebih buruk mereka alami di berbagai belahan dunia lainnya.

Saya sering menekankan kasih dan sukacita yang dialami oleh orang-orang yang ada di gereja lokal di Yerusalem. Namun mereka juga mengalami banyak masalah. Kita seharusnya tidak berpikir bahwa kita dapat memiliki sukacita penuh, kebahagiaan gereja lokal tanpa pernah mengalami penganiayaan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Adalah salah bila menggambarkan jemaat di Yerusalem sebagai tempat sukacita dan kebahagiaan – tanpa mengatakan bahwa mereka juga mengalami penganiayaan!

“Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem…” (Kisah Rasul 8:1).

Dr. John Gill (1697-1771) menekankan bahwa kata “pada waktu itu” dapat diterjemahkan “pada hari itu” (Dr. John Gill, An Exposition of the New Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989 reprint, volume II, hal. 211). Dr. Gill juga mengatakan bahwa penganiayaan mulai hari itu

…pada waktu Stefanus dirajam batu. Segera mereka membuat dia mati, mereka adalah orang-orang yang haus darah… rakus untuk menumpahkan darah orang lain; dan banyak sekali orang, yang dipenuhi dengan kebencian dan iri hati, yang ditujukan kepada para anggota gereja dimanapun mereka menjumpai mereka, dan membunuh mereka… tidak semua anggota gereja… karena kita telah membaca tentang orang-orang yang membunuh Stefanus; dan tentang gereja yang dibinasakan oleh Saulus; dan baik laki-laki maupun perempuan… dipenjarakan oleh dia; namun semua pemberita firman, kecuali para rasul; mereka semua terserak, pergi memberitakan firman… di antara mereka adalah Filipus yang pergi ke Samaria; dan Ananias, yang ada di Damsyk; dan yang lainnya pergi sejauh Fenisia, Siprus dan Antiokhia: dan secara khusus mereka dikatakan tersebar ke seluruh wilayah Yudea dan Samaria; dimana pelayanan mereka begitu diberkati, mempertobatkan banyak jiwa, sehingga dengan cepat banyak gereja didirikan di berbagai tempat seperti nampak pada [Kisah Rasul 9:31] sehingga penganiayaan ini justru menyebabkan kemajuan Injil… Dan penyebaran yang diakibatkan oleh penganiayaan, adalah yang dialami oleh semua pemberita Injil, kecuali para Rasul; dua belas Rasul, yang [bertahan] di Yerusalem untuk menggembalakan jemaat itu; menguatkan para anggota gereja itu untuk menderita dengan sukacita demi nama Kristus dan Injil-Nya (Gill, ibid.).

“Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem…” (Kisah Rasul 8:1).

Kita seharusnya juga akan mengalami itu. Itu datang kepada kita dalam berbagai bentuk. Nyanyikan lagu, “Yesus,Salibku Kuangkat.”

Yesus, salibku ku angkat, Ku hendak mengikut-Mu.
S’karang dunia tak mengikat, Hanya Kaulah milikku.
Hilanglah segala nafsu, Yang menyombongkan hati
Tuhan dan surga bagiku, Sungguh kaya ku kini!
(“Jesus, I My Cross Have Taken” by Henry F. Lyte, 1793-1847/
Terjemahan Nyanyian Pujian No. 180).

I. Pertama, penganiayaan dapat datang dari luar gereja lokal.

Itulah apa yang terjadi di gereja Yerusalem. Penganiayaan datang kepada mereka dari orang-orang di luar gereja, orang-orang yang menentang gereja. Yesus sering menubuatkan ini sebelumnya. Ia berkata,

“Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah” (Matius 10:17-18).

Lagi, Yesus berkata,

“Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku” (Matius 24:9).

Rasul Paulus berkata,

“Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (II Timotius 3:12).

Di sini Paulus mengingatkan Timotius tentang hal yang sangat penting: Setiap pengikut Kristus yang sejati segera atau kemudian akan dianiaya… Dari masa Kristus sampai hari ini, semua orang Kristen menghadai berbagai pencobaan dan penderitaan dalam berbagai bentuk yang berbeda (The Applied New Testament Commentary, Kingsway Publications, 1996, hal. 872).

Yesus berkata,

“Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku”
(Matius 10:22).

Lagi, Yesus berkata,

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu”
(Yohanes 15:18-19).

Orang-orang Kristen baru di sini di dunia Barat, dan di seluruh dunia, sering terkejut melihat bahwa orang-orang benar-benar membenci mereka karena menjadi orang-orang Kristen. Saya ingat bahwa itu yang membuat saya sangat terkejut ketika baru menjadi orang Kristen. Namun saya menjadi terkejut karena saya tidak tahu bahwa Alkitab dengan sangat jelas menunjukkan itu. Namun Yesus membuat itu menjadi sangat jelas ketika Ia berkata,

“Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku”
(Matius 10:22).

Orang-orang Komunis di China mengatakan bahwa orang-orang Kristen sejati adalah orang-orang yang telah “dicuci-otak.“ Mereka sering mengirim orang-orang Kristen ke kamp-kamp untuk diberi “pelajaran kembali” dan berusaha membuat mereka meninggalkan Kekristenan. Kita tidak terkejut mendengar tentang itu – namun kita dikejutkan ketika teman-teman dan keluarga non Kristen kita di sini di Amerika mengatakan hal yang sama – dan mencoba menarik kita keluar dari gereja. Kita harus ingat apa yang Yesus katakan, “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku” (Matius 10:22). Jadi bukan hanya orang-orang Komunis di China yang menganiaya orang-orang Kristen sejati. Penganiayaan sekarang dialami oleh orang-orang Kristen saleh di Amerika dan negara-negara lain di Barat juga, dan penganiayaan itu terus bertumbuh dengan cepat hari ini!

“Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem” (Kisah Rasul 8:1).

Pada masa penganiayaan ini orang-orang Kristen sejati harus siap mengalami penderitaan dalam berbagai bentuk penganiayaan. Kita harus memikul salib kita dan mengikut Kristus tidak peduli apa yang resikonya! Nyanyikan, “Yesus,Salibku Kuangkat!”

Yesus, salibku ku angkat, Ku hendak mengikut-Mu.
S’karang dunia tak mengikat, Hanya Kaulah milikku.
Hilanglah segala nafsu, Yang menyombongkan hati
Tuhan dan surga bagiku, Sungguh kaya ku kini!

II. Kedua, penganiayaan dapat datang dari dalam gereja lokal.

Mari membuka Kisah Rasul 20:29-30. Ini adalah perkataan-perkataan Rasul Paulus yang ditujukan kepada para pemimpin gereja lokal di Miletus. Mari kita berdiri dan membaca dua ayat ini dengan lantang.

“Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka” (Kisah Rasul 20:29-30).

Anda dipersilahkan duduk kembali.

Dr. Gill memberikan komentar ini:

Bukan hanya para guru palsu dari [luar] yang akan masuk ke antara mereka, namun beberapa orang akan muncul dari komunitas mereka sendiri, misalnya orang yang telah diakui sebagai anggota gereja mereka, dan dari orang-orang yang mereka harapan baik… justru memecah belah anggota-anggota gereja-gereja itu, membuat pemisahan dan perpecahan, membentuk kelompok-kelompok, dan mengharapkan diri mereka sendiri sebagai pemimpin jemaat (Gill, ibid., hal. 342).

Dalam bukunya yang berjudul Church Split, Dr. Roy Branson berkata,

Pada kebanyakan kasus gereja menjadi terpecah belah adalah oleh karena ada orang-orang dalam jemaat itu menentang penginjilan… Ketika gereja mulai menjangkau orang-orang lain dan bertumbuh, ada anggota gereja... melakukan satu dari tiga hal ini: Mendukung misi penginjilan gereja, acuh tak acuh, atau memberontak dengan menentang atau meninggalkan gereja (Dr. Roy L. Branson, Jr., Church Split, Landmark Publications, 1990, hal. 169-170).

Ya, gereja “terpecah belah” seperti ini dapat disebabkan oleh orang-orang dari dalam gereja lokal. Ini memang membuat hati kita hancur ketika perpecahan dalam gereja itu terjadi, namun kita memang dapat mengalami itu. Yesus berkata, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan” (Yohanes 16:33). Gereja lokal adalah tempat yang luar biasa, namun tidak bebas dari berbagai bentuk penganiayaan. Satu-satunya tempat di mana tidak ada penganiayaan adalah di Sorga!

“Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem” (Kisah Rasul 8:1).

Nyanyikan “Yesus,Salibku Kuangkat.”

Yesus, salibku ku angkat, Ku hendak mengikut-Mu.
S’karang dunia tak mengikat, Hanya Kaulah milikku.
Hilanglah segala nafsu, Yang menyombongkan hati
Tuhan dan surga bagiku, Sungguh kaya ku kini!

III. Ketiga, penganiayaan menunjukkan nilai agung dari gereja lokal.

Hari ini banyak pasangan hidup bersama tanpa menikah. Mereka saling takut membuat komitmen pernikahan karena mereka takut akan terjadi perceraian. Ini sangat menyedihkan karena pernikahan adalah lembaga yang ditetapkan Allah.

Perhatikanlah bahwa generasi ini, yang tidak melakukan pernikahan, juga memiliki masalah yang sama untuk berkomitmen menjadi anggota gereja lokal! Itu seharusnya tidak mengejutkan kita, karena pernikahan dan keanggotaan gereja lokal saling diperbandingkan atau dihubungkan dalam Alkitab dalam Efesus 3:31-32:

“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat” (Efesus 5:31-32).

Dalam perikop Kitab Suci ini hubungan suami dan istri dibandingkan dengan hubungan Kristus dan gereja. Pernikahan dari seorang laki-laki dan perempuan dibandingkan dengan hubungan Kristus dan gereja lokal.

Orang yang tidak bertobat yang tidak menginginkan pernikahan, atau tidak ingin mempertahankan pernikahan, juga tidak akan dapat menikmati stabilitas keanggotaan dalam gereja lokal. Orang-orang yang berat menjadi anggota gereja lokal juga akan sulit berkomitmen untuk menikah dan memiliki anak. Saya telah melihat begitu banyak orang meninggalkan gereja lokal setelah mereka memiliki satu atau dua anak. Dan kemudian akhirnya banyak dari antara mereka yang bercerai. Mereka juga tidak dapat mengatasinya – keluarga atau gereja.

Namun sukacita apa yang hilang dari orang-orang ini! Orang-orang yang tidak dapat mempertahankan pernikahan dan membesarkan anak-anak mereka kehilangan salah satu sukacita besar dalam hidupnya. Orang-orang yang tidak dapat bergabung bersama dalam gereja lokal kehilangan salah satu sukacita terbesar dalam hidup mereka.

Berbagai tekanan yang menyerang keanggotaan gereja lokal tidak menunjukkan bahwa itu tidak penting! Sungguh suatu kebalikan! Tekanan-tekanan dan penganiayaan yang datang menyerang keanggotaan dalam gereja lokal menunjukkan betapa keanggotaan gereja itu sangat penting!

“Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem” (Kisah Rasul 8:1).

Mengapa ini terjadi? Karena Iblis menyerang gereja lokal! Iblis tidak menginginkan Anda menemukan keselamatan, kebahagiaan, dan memiliki persahabatan yang kokoh di dalam gereja lokal! Iblis menginginkan Anda diterbangkan seperti daun-daun tertiup angin.

Tidak peduli apapun yang terjadi, marilah setiap kita menanamkan akar-akar kita dengan dalam, dan menjadi komit dalam hubungan pernikahan – dan komit dalam hubungan satu sama lain dalam gereja lokal. Ini adalah salah satu tema kita: “Mengapa membiarkan diri kesepian? Datanglah – ke gereja! Mengapa menjadi terhilang? Datanglah – kepada Yesus Kristus, Anak Allah!”

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik on “Khotbah Indonesia.”




Rahasia hidup beruntung - sangat sederhana

Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung.

Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya. Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang-orang beruntung dengan yang sial.

Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.
Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa? Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah-tengah koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan empat faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang. Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.
Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan. Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara. Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya: – Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan.
Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi. – Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami.
Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang. Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik. Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umumnya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan. Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School. Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang-orang semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi. Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka.

Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yang mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk teman semua.

Siap mulai menjadi si Untung?

Vietnam, Percaya Kristus Artinya Kehilangan Hak


Pemerintah Vietnammenekan para percaya baru yang pindah ke agama Kristen. Mereka memintaorang-orang tersebut kembali ke agama asal, jika tidak mereka akanmenghadapi ancaman hukum, demikian peringatan yang diberikan olehpemerintah local di Bang Gia dan Desa Lu Siu Tung.

Seorangpemimpin Kristen mengatakan bahwa mereka yang menjadi percaya Yesustidak mendapat fasilitas dari pemerintah lagi, diusir dari rumah danladang mereka juga mengalami siksaan fisik serta dipenjara.
Seorang pemimpin Kristen bernama Chau Seo Giao, di interogasi oleh pihak berwajib. Dia diminta untuk memimpin orang-orangnya untuk kembali kepada kepercayaan animisme.
Mereka sempat memenjarakan Giao selama beberapa hari, dan tidak memberinya makan atau minum. Saat ini, Giao masih harus wajib lapor diri, setiap harinya.

Pada September, seorang penginjil bernama Hmong dari Vietnam Good News Churchmengunjungi komunitas yang dipimpin Giao. Dalam sebulan ada 20 kepalakeluarga, yang secara keseluruhan anggato keluarganya berjumlah 108orang di desa Lu Siu Tung telah menjadi Kristen dan memilih Giaosebagai pemimpin mereka.

Pertumbuhan umat Kristen di Vietnam terbilang signifikan. Ada sekitar 300.000 orang percaya yang tersebar dalam ratusan komunitas jemaat.

Dalam penganiayaan iman semakin bertumbuh, dan semakin banyak orang yang dimenangkan. Mari kita berdoa bagi Vietnamagar kegerakan yang saat ini terjadi disana tidak berhenti, namunsemakin besar. Dan seperti kegerakan orang percaya yang terjadi diCina, hal yang sama terjadi juga di Vietnam dan juga negara-negara dimana orang percaya mengalami penganiayaan.

Source : Berbagai Sumber/VM

Kisah Cinta Seorang Anak..



cinta anak Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana."
Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.