PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










Refleksi 1 tahun


Salah Sejahtera….

Menjumpai Bapak dan Ibu dalam kondisi damai Sejahtera dan penuh Sukacita.
Hari ini, tepatnya 11 Nopember 2009 genap satu tahun sejak 11 Nopember 2008 yang lalu saya tiba di Cambodia, Siem Reap.
Selama 1 tahun ini, saya mengalami pertolongan TUHAN dan penyertaannya dalam berbagai situasi dan masalah yang kami hadapi di sini baik masalah pribadi maupun pelayanan.

Benarlah ungkapan ini “TUHAN yang memanggil, IA juga setia menyertai dan memelihara kehidupan hamba-hambaNYA.”

Semenjak November  2008 hingga saat ini, saya masih terus menjalani masa adaptasi dan perkenalan dengan budaya dan pelayanan di Cambodia.

Saya ingat pertamakali ketika dihubungi di Medan, saya harus siap dalam waktu singkat berangkat ke Cambodia, sungguh, waktu itu merupakan waktu yang berkesan bagi saya.

Karena….perasaan saya hampir sama seperti bersiap pelayanan ke salah satu BMW di TMIndonesia. Sampai saat inipun perasaan yang sama masih saya rasakan, saya seperti masih tetap melayani bersama teman-teman di Indonesia. Walaupun faktanya bahwa saya berada di luar negri, melayani di budaya yang berbeda, bekerja dengan teman-teman dari Negara yang berbeda dan sehari-hari berkomunikasi dalam bahasa Inggris (bahasa yang berbeda).

Sungguh dimanapun kita pergi, apapun bentuk pelayanan yang kita kerjakan, yang pasti didalam TUHAN YESUS kita satu, demikian penjelasan yang relevan dengan perasaan saya ini.

Saya sangat senang mendengar beberapa missionaries siap dari TMIndonesia melayani ke luar negri. Sungguh indah “kaki yang membawa berita INJIL”

Ketika masih mahasiswa tingkat 1 BMW Sibolga, saya berdoa untuk menjadi missionaries keluar negri, tetapi belum ada komitmen ke Negara mana tujuan saya.
Setelah bergabung sebagai staf TMIndonesia, saya komitmen tuk pergi ke Negara mana saja apabila TUHAN utus, tapi saya minta kemurahan hati TUHAN untuk mengutus saya ke Negara yang penduduknya belum mendengar INJIL sebelumnya.

Apakah Cambodia?
Saya belum tahu, apakah ini Negara tujuan akhir saya yang TUHAN mau. Yang pasti disini saya melihat kebutuhan besar akan pekerja-pekerja diladang TUHAN.
Saya berkunjung ke beberapa Province, beberapa desa dan menemukan bahwa ada tempat-tempat tertentu dan orang-orang tertentu yang bahkan tidak mengetahui apa itu KRISTEN, siapa itu YESUS.

Selama 1 tahun ini perenungan terbesar saya ialah tentang panggilan pelayanan para tokoh-tokoh iman, seperti Martin Luther, David Livingstone, Hudson Taylor, George Muller, William Hekman, You Young Sook, William Carey, Frederick Nomensen dan lainnya… beberapa dari mereka bahkan saya bisa melihat secara langsung kehidupan pelayanan mereka seperti Bapak Hekman dan Ibu You. Terkadang saya membayangkan WAH TUHAN!!!…apa jadinya dengan masa depan saya….saya sangat ingin, teramat ingin menjalani dan bahkan mengakhiri kehidupan saya dan pelayanan saya, sebagai seorang pelayan TUHAN yang setia seperti mereka.

Saya teringat ketika Mike Riely dari Australia mengunjungi kami bulan Mey’ 2009 yang lalu dan mendapati kami (menurutnya) tidak siap dengan Boot Camp 2009, lalu Mike warning betapa pentingnya persiapan ini dan itu, walaupun sebenarnya saat itu, kami juga telah mempersiapkannya…tetapi karena warningnya saya dan semua staf jadi kuatir akan persiapan kami yang kurang matang untuk BC 2009, situasi ini membuat kami masuk dalam kehidupan doa yang sungguh-sungguh. Dan TUHAN menjawab secara luar biasa…. TUHAN mengirim 100 pemuda ke BC 2009 tepat seperti yang kami doakan dan target ini melebihi presentase yang di dapat saat promosi. Dan bahkan melebihi jumlah peserta BC tahun-tahun sebelumnya, tahun 2008, jumlah peserta 70 orang, ini yang paling banyak selama  6 kali BC di Cambodia. tetapi BC tahun ini 100 orang… sungguh kami heran dengan cara TUHAN bekerja menjawab doa-doa kami.

Lalu kami mulai berpikir lagi tentang berapa mahasiswa yang bisa kami jangkau nanti…untuk mulai BMW Cambodia lagi. Berpedoman dari pengalaman bahwa TUHAN mendengar dan menjawab doa, kamipun masuk dalam doa dan menyerahkan semuanya kedalam tangan TUHAN.
Setelah BC selesai,  13 pemuda, mendaftarkan diri untuk mengikuti training di TMCambodia. Seiring dengan berjalannya waktu, 1/1 mereka mengundurkan diri dengan berbagai alasan….Misalnya:
1.     Programnya terlalu berat untuk mereka…
2.     Pelajarannya terlalu sulit….
3.     Peraturanya terlalu keras…
4.     Merasa bersalah karena di disiplin lalu mengundurkan diri…

Sekarang dari 13 orang, kini tinggal 4 orang… namun kami bersyukur bahwa TUHAN yang mengirim mereka ke BMW, dalam rencana TUHAN juga mereka mundur dari Training. Sambil belajar membenahi diri kami terus percaya pada penyertaan TUHAN dalam pelayanan ini.

Merefleksi penyertaan TUHAN selama setahun pelayanan di Teen Missions Cambodia beberapa Point saya ingin bagikan sebagai kesaksian pelayanan:

1.     KERENDAHAN HATI: ketika saya tiba disini, situasi sangat berbeda, Saya seperti kembali ke keadaan tahun 80an atau tepatnya tahun 70an di Indonesia. Kadang ada rasa bangga menjadi orang Indonesia yang akhirnya menjebak saya kearah “sombong” dan melihat orang Cambodia dengan sebelah mata. Ini tidak boleh terjadi karena orang Cambodia adalah jiwa pelayanan saya…hari demi hari TUHAN mengajar saya untuk menjadi rendah hati dan mengalami seperti yang Rasul Paulus katakan
1Co 9:19-23  Although I am free from all people, I made myself a slave to all of them to win more of them.
To the Jews I became like a Jew in order to win Jews. To those under the law I became like a man under the law, in order to win those under the law (although I myself am not under the law).
To those who do not have the law I became like a man who does not have the law, in order to win those who do not have the law (although I am not free from God's law, but am under the law of Christ).
To the weak I became weak in order to win the weak. I have become all things to all people so that by all possible means I might save some of them.
I do all this for the sake of the gospel in order to have a share in its blessings.”

Kerendahan hati juga membuat saya bergantung kepada TUHAN dalam hal kebutuhan pribadi maupun kebutuhan pelayanan, bahwa saya tidak dapat melayani dengan kekuatan sendiri tetapi hanya karena pertolongan TUHAN.
Kerendahan hati membuat saya tidak membuat keputusan berdasarkan keinginan pribadi (dalam beberapa kasus, saya memang membuat keputusan sepihak berdasarkan aturan-aturan baku TM dan prinsip-prinsip Alkitab yang saya yakini)

Kerendahan hati membuat saya mampu bekerjasama dengan rekan-rekan missionaries dari Filipina yang notabene masih mahasiswa dan tanpa skill sebagai staf seperti yang dibutuhkan, saya mendiskusikan kebijaksanaan dan keputusan yang diambil bahkan saya harus bertanggungjawab terhadap beberapa keputusan yang mereka ambil.

Hahahahahaha…saya menemukan, banyak kali diri saya seperti anak kecil yang sedang belajar berjalan sambil dituntun oleh Ayahnya agar tidak jatuh.
TUHAN menuntun saya dengan lembut dan sabarnya, dan yang diharapkan dari saya ialah kerendahan hari untuk menyadari bahwa saya tidak mampu bahkan tidak dapat melakukan apa-apa tanpa TUHAN.  DIA membuat saya bergantung kepadaNYA.

2.     OPTIMIS: betapa tidak kondisi pelayanan disini ketika saya datang seperti sebuah pasukan yang kalah perang dan tergesa-gesa lari meninggalkan kemahnya berantakan. Memang benar, lebih baik memulai yang baru, daripada melanjutkan yang sudah ada. Semuanya berantakan.
o       Hubungan dengan rekan pelayanan. Betapa saya harus tersenyum getir melihat berbagai ekspresi dari rekan-rekan missionaries di sini ketika saya memperkenalkan diri sebagai Missionaris dari Teen Missions. Ada yang mengucapkan “belasungkawa” (seperti ada yang meninggal saja), ada yang coba menghibur, ada yang (positif) memotivasi, ada yang mencoba menyembunyikan perasaan mereka, tetapi sebenarnya mereka melihat TM dengan sebelah mata sebagai sebuah lembaga pelayanan yang telah salah melangkah dalam pelayanan.
o       Administrasi kantor. Saya hampir tidak tahu harus mulai dari mana, dan kemana, tetapi 1/1 akhirnya administrasi bisa ditata dengan baik juga, walaupun belum sempurna.
o       Pekerjaan Bangunan. Pekerjaan bangunan yang sangat besar menyita hampir seluruh perhatian saya, betapa tidak pekerjaannya setengah jalan dan out of standart (Joko menyetujui istilah ini). Saya dengan sedikit pengalaman kerja di konstruksi bangunan mulai bekerja.
o       Financial. Saya memulai komunikasi dengan Florida tentang Financial dan ini merupakan salah satu hal terberat bagi saya  karena selama ini komunikasi dengan Head office YMR berjalan dengan baik. Kini harus memulai dengan Head office Florida…, berkali-kali saya salah mengerti tentang maksud tujuan mereka, kami diskusi dengan staf yang lain tetapi sama saja (karena staf yang lainpun baru pertama jadi staf) mereka tidak tahu. Tapi 1/1 kami belajar dan kini hampir mengerti komunikasi dengan Florida. Salah satu ganjalan ialah uang kami tertahan di Bank local $3500. dan sampai saat ini kami terus berusaha komunikasi dengan Bank untuk mengeluarkan uang ini dari tabunga atas nama staf yang lama.
o       Hubungan sesama staf. Dengan Philip (Cambodian staf) saya telah diperingati bahkan dari Indonesia sampai di Cambodia untuk berhati-hati dengan Philip dalam hal keuangan dan hal lainnya. Saya menyerahkan semuanya dalam doa dan akhirnya kini, semua berjalan baik. Dengan 2 staf dari Filipina. Saya harus extra sabar, karena terkadang mereka membanding-bandingkan keadaan Cambodia dengan Negara mereka, berkali-kali saya hampir hilang kesabaran dan ingin mengusulkan ke Florida agar mengirim mereka pulang saja kembali ke Filipina, tetapi TUHAN menolong saya
Di berbagai kesempatan saya mengalami “putusa asa” menghadapi kondisi pelayanan disini tetapi ROH KUDUS menguatkan hati saya untuk tetap optimis dan terus melangkah dengan iman, badai pasti berlalu. Seringkali TUHAN tidak meredakan badai yang melanda kehidupan dan pelayanan saya tetapi IA memegang tangan saya menghadapi badai-badai tersebut sehingga saya dapat tetap berdiri teguh setelah setiap badai berlalu.


3.     KESABARAN. Dalam berbagai situasi TUHAN mengajar saya untuk sabar dan berhati-hati dalam bertindak dan membuat keputusan. Betapa tidak, pertimbangan bukan saja karena pelayanan tetapi karena keberadaan saya dan kedua rekan lain sebagai orang asing disini. Bukan saja ketika menghadapi pemerintah tetapi menghadapi masyarakat biasa seringkali kami di anggap orang kaya yang membawa US dolar ke Cambodia. yang lebih menyedihkan lagi sebagian orang Kristen juga melihat missionaries sebagai foreigner yang banyak uang. Duh!!! Sedihnya. Tetapi dari semuanya itu, TUHAN mengajar saya secara pribadi untuk lebih sabar menghadapi semua situasi ini. Sehingga ada istilah diantara kami “there is nothing free in Cambodia”. Walaupun anda adalah seorang Kristen, anda tetap harus membayar bantuan yang diberikan oleh sesama orang Kristen lainnya. Hanya sedikit orang Kristen disini yang sungguh-sungguh mengutamakan pelayanan daripada uang.

4.     PENYERAHAN DIRI TOTAL. Sepertinya semua doa dan komitmen penyerahan diri saya ketika di Indonesia adalah belum cukup. Memang benar demikain semuanya itu belum cukup. Betapa tidak, disini TUHAN membiarkan saya masuk dan mengalami berbagai pengalaman iman hanya untuk menunjukkan siapa DIA sebenarnya dan siapa saya di hadapanNYA.
Dengan mata telanjang TUHAN membiarkan saya melihat “iman saya yang sangat kecil” dapat membuat DIA menjaga truck Teen Missions Cambodia yang mengangkut overload perlengkapan BC  dan menempuh perjalanan k.l 400km di tengah hujan badai dengan jarak pandang cuman 1 meter ke depan. Setelah BC kami kembali dengan sebuah perlengkapan dan saya menyetir selama 12 jam dari Kandal Province sampai ke TM base di Siem Reap Province.
Dengan iman saya yang kecil, DIA menyembuhkan seorang gadis yang kerasukan setan hanya melalui berita Firman TUHAN yang saya sampaikan.
Dengan iman saya yang kecil, DIA tetap setia menyertai saya, dan menjawab doa-doa saya.
Setiap hari TUHAN menuntun saya masuk kedalam situasi yang tidak jelas, situasi dimana saya harus bertindak dengan iman dan bergantung sepenuh kepadaNYA dalam setiap keputusan yang diambil.
Didalam situasi yang sulitlah justru saya mengalami sukacita pelayanan. Disaat fakta kebutuhan keuangan di pelayanan tidak sesuai dengan budget yang dikirim dari Florida, disaat itulah, saya dan teman-teman dapat mengalami senyum yang sungguh-sungguh merupakan ekspresi sukacita pelayanan.
Saya tidak saja diajar oleh TUHAN, tetapi dia menolong saya untuk belajar menjadi murid yang baik.

5.     ARTI KEHIDUPAN. Arti kehidupan… apa sih artinya?!!! Arti kehidupan manusia. Rasanya masih terlalu jauh bagi saya untuk mengerti apa arti kehidupan saya, yang saya percaya dan tahu bahwa TUHAN mempunyai rencana Indah bagi kehidupan dan masadepan saya.
Tetapi apa arti kehidupan saya?….
disaat semua orang berusaha mengejar-ngejar sesuatu dalam kehidupan ini, (karir, jabatan, pengalaman, keuangan, mempertahankan prinsip, mempertahankan keyakinan diri, merealisasikan visi pribadi) TUHAN melatih saya untuk meninggalkan satu persatu semuanya itu, dan berjalan bersamaNYA, menuju visiNYA.
Arti kehidupan?!!! Masih terlalu jauh, tetapi saya yakin, DIA sedang memegang tangan saya dan menuntun saya menuju arti kehidupan yang sesungguhnya.
Huhhhhhh…..bahagianya hati ini, saat mengetahui bahwa TUHAN bersama saya dan tidak pernah meninggalkan saya.


Secara pribadi saya bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar YAYASAN MISI REMAJA INTERNATIONAL.
YMR yang telah mengasuh dan membesarkan saya secara rohani dan memberikan kesempatan kepada saya untuk melayani TUHAN.
Saya bersyukur kepada TUHAN untuk setiap dosen BMW yang pernah mengajar saya.
Saya bersyukur kepada TUHAN untuk setiap tugas pelayanan yang diberikan kepada saya semasa saya sebagai mahasiswa, semua itu melatih saya.
Saya bersyukur kepada TUHAN untuk kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menjadi staf YMR.
Saya bersyukur kepada TUHAN karena pernah menjadi ketua BMW di Medan.
Saya bersyukur kepada TUHAN karena dipercaya oleh Teen Missions untuk melayani di Cambodia.

Masih banyak pengalaman dan perenungan lainnya yang ingin saya sampaikan sebagai kesaksian penyertaan TUHAN dalam kehidupan dan pelayanan kami di Cambodia… tetapi rasanya waktu ini tidaklah cukup untuk menceritakannya.
Ketika memulai menulis ini, sungguh saya tidak tahu bagaimana melanjutkan dan mengakhirinya…
Ketika memulai menulis ini, rasa-rasanya saya tidak mungkin mengakhirinya…
Ketika memulai menulis ini, saya sadar bahwa sebuah pena dan beberapa lembar kertas takan dapat memuat semua cerita KISAH CINTA TUHAN kepada saya.

In CHRIST
Filipi 1:21
akhimk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.