PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










Saya dan keluarga.



Nama lengkap saya Akhim Benyamin Martinus Kupeilang. Sebelum saya ke Cambodia, saat proses pembuatan Paspor, petugas imigrasi mengatakan bahwa nama saya terlalu panjang untuk ditulis di Paspor, karena itu, ia menghilangkan ‘Martinus’ sehingga nama saya sekarang Akhim Benyamin Kupeilang. Terlepas dari panjangnya nama tersebut, nama panggilan saya Akhim. Beberapa rekan seangkatan masih menyapa dengan sapaan hangat kaka atau adik.
Apapun panggilan tersebut, bagi saya hal terpenting ialah
o       Dengan menyebut nama, saya merasa dikenal dan saya merasa mengenal sang penyebut nama tersebut.
o       Dengan menyebut nama, saya merasa dihargai sebagai sesama manusia sosial.
o       Istilah kaka atau adik, dipakai sebagai sarana reuni.
Saya lahir dan dibesarkan ditengah-tengah keluarga Kristen. Orang tua saya adalah pengikut Kristus yang sangat taat dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Ayah adalah seorang yang sangat disiplin dalam kehidupan rohaninya, sedangkan Ibu saya adalah seorang pendoa dan anggota paduan suara kaum ibu dengan suara bassnya yang unik.
Saya memiliki 3 orang saudara laki-laki dan 2 orang saudari perempuan.
Anak pertama adalah laki-laki bernama Yulius Gofrid Kupeilang (nama panggilan Yarid), saat ini sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Profesinya adalah sebagai prajurit ABRI AD. Sebuah kisah yang di ceritakan Ayah kepada saya yaitu, pada masa kanak-kanaknya, sebagai anak pertama/sulung Ayah telah mempersembahkan ka.Yarid kepada Tuhan untuk melayani Dia sepenuh waktu. Namun tidak demikian rencana Tuhan bagi ka.Yarid, beliau memutuskan untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai prajurit tepat setelah tamat Sekolah Teknik Menengah. Ayah menawarkan kepadanya untuk kuliah tetapi, ia memilih untuk menjadi prajurit ABRI dengan banyak alasan, salah satu alasan yang sangat menyentuh hati saya ialah

“dengan tidak melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi, kami adik-adiknya berkesempatan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas”.

Bagi saya dia seperti malaikat penolong dalam keluarga. Di kemudian hari barulah saya mengerti bahwa Tuhan telah merencanakan semuanya. Walau ka. Yarid tidak melayani Tuhan secara full time seperti kerinduan Ayah, hidup ka. Yarid telah dipakai Tuhan untuk mendukung saya semasa kuliah dulu hingga masuk ke ladang Tuhan secara full time.
Anak kedua adalah juga laki-laki bernama Andreas Buanergis Kupeilang (nama panggilan Ande), saat ini belum berkeluarga. Profesinya adalah sebagai wiraswasta di Jakarta. Kisah yang sama diceritakan Ayah kepada saya, sebagai seorang yang sangat mengasihi Tuhan Yesus, Ayah juga menyerahkan ka.Ande kedalam tangan Tuhan untuk melayani Dia. Peristiwa penyerahan ka.Yarid dan ka.Ande ini berlangsung saat kebaktian kebangunan rohani di kota Kupang yang diadakan oleh team dari Jakarta. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, ka.Ande tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yang mengindikasikan ke Sekolah Alkitab atau Sekolah Tinggi Teologi lainnya untuk melayani Tuhan. Kerinduan Ayah agar ka.Ande melayani Tuhan juga tidak tercapai. Rencana Tuhan selalu tak terjangkau oleh pemikiran manusia. Ka.Ande juga salah satu supporter saya dalam hal financial hingga selesai kuliah di STT BMW Indonesia.
Anak ketiga adalah perempuan bernama ...., meninggal pada saat saya masih balita. karena itu tidak ada kenangan khusus tentang kaka ini, selain apa yang diceritakan Ayah dan Ibu kepada kami.
Anak keempat adalah saya. Saya mengecap pendidikan Sekolah Menengah Pertama di dua sekolah yang berbeda, karena saya terjerumus dalam pengaruh negatif pergaulan anak muda di kota Kupang, sehingga mengganggu proses pendidikan. Saya juga mengecap pendidikan Sekolah Menengah Atas di dua sekolah yang berbeda, dengan alasan yang sama karena terjerumus pengaruh negatif pergaulan anak muda di kota Kupang.

Saya terlibat dalam pergaulan bebas, Candu mi-ras, Narkoba, tawuran, pencurian, dan kejahatan lainnya.
Karena tak dapat menahan diri dari buruknya pergaulan muda-mudi kota Kupang, ka.Yarid sempat ditahan di sel Polisi selama 3 malam, ka.Ande mendekam dipenjara selama 9 bulan, saya selalu dikejar-kejar polisi tetapi tidak pernah tertangkap, demikian juga dengan adik laki-laki yang paling bungsu.

Setelah tamat SMA pada tahun 1998, saya mengganggur dan bekerja ke beberapa pulau di NTT. Pada tahun 9 February 1999, saya mengalami panggilan Tuhan untuk memperbaiki hidup masa muda saya. Bersama beberapa rekan pemuda di lingkungan kami, kami membentuk Vokal Group yang diberi nama Narwastu yang berarti persembahan yang harum dan menyenangkan hati Tuhan.  Kemudian kami mulai bernyanyi di gereja-gereja sekitar kota Kupang bahkan keluar kota. Kisah perjalanan Group vokal ini perlahan merubah hidup saya. Saya mulai bergabung dan terlibat dengan aktifitas muda-mudi gereja dan pada tahun 1999 sempat melayani sebagai Badan Pengurus pemuda lingkungan 2, GMIT, Jemaat Koinonia, Kuanino, Kupang. Semua pengalaman ini membawa saya kepada suatu keputusan hidup yang tak pernah saya bayangkan atau pikirkan sebelumnya yaitu “menjadi Hamba Tuhan, melayani Tuhan sepenuh waktu”

menjadi hamba Tuhan bagi saya tidak menghasilkan banyak uang dan tidak bisa membuat saya mencapai cita-cita saya yaitu berkeliling Indonesia.

Saya menyadari bahwa semasa pendidikan di Sekolah Dasar, SMP dan SMA, saya telah menyia-nyiakan uang yang didapatkan oleh kedua orangtua saya melalui kerja keras, karena itu saya berdoa:

“Tuhan, jikalau benar Engkau yang memanggil saya untuk melayani, bukalah jalan bagi saya untuk belajar secara gratis di Sekolah Alkitab sebagai persiapan sebelum saya terjun ke pelayanan”

(kisah perjalanan pendidikan teologi saya, akan diceritakan pada bab berikut)



Setelah selama beberapa bulan, dipersiapkan, dilatih dan dibimbing secara khusus oleh beberapa hamba Tuhan senior seperti, Pdt.Daud Laiskodat, Ev.Mina Samoy, Bpk. Ferdinand Konay, Bpk. Molin Ngadas dan hamba Tuhan lainnya. Akhirnya November 1999, saya dan beberapa rekan muda lainnya berangkat ke Sekolah Alkitab Bina Muda Wirawan (saat ini telah menjadi Sekolah Tinggi Teologi) dari kota Kupang menuju Jawa Tengah, Wonogiri.

(22 orang, sebut nama mereka satu persatu)

Dengan ditemani oleh Ev. Mina Samoy dan seorang hamba Tuhan lainnya, team yang berjumlah 25 orang tersebut tiba di Wonogiri pada 4 November 1999 dan memulai training. Kami mengikuti training Khas Sekolah Tinggi Teologia Bina Muda Wirawan Indonesia yang disebut The Lord’s Boot Camp. Mengikuti Boot Camp adalah salat satu syarat yang harus dipenuhi sebelum mengikuti kuliah di STT BMW Indonesia. Training berlangsung 10 hari. Kami dibagi dalam beberapa tim yang beranggotakan pemuda/i yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia, seperti: Batak, Nias, Jawa, Dayak, Ambon, Jakarta dan lainnya.
selama 10 hari kami tidur ditenda dan menjalani hidup sederhana dan melakukan kegiatan-kegiatan yang melatih kerjasama tim.
setelah 10 hari training, kami diutus ke beberapa daerah di sekitar Jawa Tengah dan melakukan proyek dan penginjilan selama 30 hari..




Demikianlah sepintas tentang pribadi saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.