PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










Polikarpus

 


Polikarpus, uskup tua dari Smyrna yang setia hingga akhir hayatnya di tiang bakar.
Polikarpus dari Smirna (mati syahid pada sekitar usia 87 tahun, sekitar 155–167 Masehi) adalah uskup Gereja di Smirna (sekarang di daerah Izmir di Turki) pada abad kedua. Ia ditikam dan mati sebagai syahid setelah usaha untuk membakarnya hidup-hidup pada tiang pancang gagal. Polikarpus dikenal sebagai seorang santo oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur.
Menurut kisah, Polikarpus adalah murid langsung dari Yohanes. Yohanes yang dimaksud bisa merujuk pada Yohanes anak Zebedeus yang menurut tradisi merupakan penulis Injil Yohanes, atau Yohanes Sang Presbiter[1]. Eusebius berkeras bahwa koneksi apostolik dari Papius adalah dengan Yohanes Sang Penginjil yang merupakan penulis Injil keempat. Jika demikian, mungkin ialah orang terakhir yang berhubungan dengan gereja para rasul. Polikarpus tidak mengutip Injil Yohanes dalam surat-suratnya yang masih dapat ditemukan. Hal itu menjadi sebuah indikasi bahwa Yohanes yang ia kenal bukanlah penulis Injil keempat, atau bisa jadi juga merupakan suatu indikasi bahwa Injil Yohanes belum diselesaikan selama Polikarpus berguru kepada Yohanes.

Kira-kira empat puluh tahun sebelumnya, ketika Polikarpus memulai pelayanannya sebagai uskup, Bapa Gereja Ignatius telah menulis surat khusus untuknya. Polikarpus sendiri telah menulis suratnya untuk orang-orang Filipi. Meskipun surat tersebut tidak begitu cemerlang ataupun merupakan pendapatnya sendiri, namun mengandung unsur-unsur kebenaran yang ia pelajari dari para gurunya. Polikarpus tidak mengulas Perjanjian Lama, seperti orang-orang Kristen yang muncul kemudian, tetapi ia menyitir para rasul dan pemuka gereja lainnya untuk meyakinkan orang-orang Filipi.
Kira-kira satu tahun sebelum kemartirannya, Polikarpus berkunjung ke Roma untuk menyelesaikan perbedaan pendapat tentang tanggal Hari Raya Paskah dengan uskup Roma. Ada cerita yang mengisahkan bahwa ia terlibat dalam perdebatan dengan Marcion, yang ia juluki "Anak sulung setan". Ajaran-ajaran para rasul yang ditampilkannya telah membuat beberapa pengikut Marcion bertobat.

Polikarpus dan Papias

Polikarpus adalah sahabat dari Papias (Irenaeus V.xxxii) yang termasuk "Pendengar Yohanes" yang lain, seperti yang Ireneus interpretasikan dari kesaksian Papias dan sebuah surat Ignatius dari Antiokhia. Ignatius mengirimkan surat kepadanya dan menyebutkan dia pada surat kepada jemaat Efesus dan Magnesia. Murid Polikarpus yang paling dikenal adalah Ireneus, yang kepadanya ingatan-ingatan Polikarpus diwariskan dan menjadi mata rantai yang menghubungkannya dengan rasul-rasul terdahulu.
Ireneus menceritakan bagimana dan kapan ia menjadi seorang Kristen. Ia menyatakan pada bagian awal suratnya kepada Florinus bahwa ia bertemu dan mendengarkan Polikarpus secara pribadi di Asia Kecil. Pada keterangan-keterangan selanjutnya, ia mencatat hubungan Polikarpus dengan Yohanes Sang Penginjil dan dengan orang-orang lain yang telah bertemu Yesus. Ireneus juga melaporkan bahwa Polikarpus dikristenkan oleh para rasul sendiri, ditahbiskan menjadi seorang uskup, dan berkomunikasi dengan banyak orang yang telah bertemu dengan Yesus.
Menjelang mati syahidnya Polikarpus, ia memberitahukan sendiri usia ketika ia mati dengan mengucapkan kalimat, "Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia", yang kemudian dimengerti bahwa ia telah berusia 86 tahun pada saat itu dan telah dibaptiskan ketika masih bayi. [1].

Kunjungan ke Anisetus, Uskup Roma

Polikarpus mengunjungi Roma saat sahabatnya Syria-nya yang bernama Anisetus menjadi uskup Gereja Roma pada sekitar tahun 150 atau 160-an Masehi. Mereka berdua merayakan perayaan Paskah Kristen secara berbeda. Polikarpus mengikuti praktek Timur dalam merayakan Paskah, yaitu pada tanggal 14 bulan Nisan, yang bertepatan dengan Paskah Yahudi, tanpa memperhatikan pada hari apa Paskah itu jatuh.

Tulisan-tulisan dan catatan-catatan awalnya

Seluruh karyanya yang tersisa adalah suratnya kepada jemaat Filipi, yang merupakan kepingan keterangan kepada Perjanjian Baru. Surat itu dan sebuah catatan Polikarpus mengenai mati syahidnya (Martyrdom of Polycarp) ditemukan sebagai surat berantai dari Gereja Smirna kepada Gereja-gereja Pontus. Surat-surat tersebut membentuk kumpulan tulisan-tulisan dari “Bapa Gereja Apostolik” (suatu istilah untuk menegaskan kedekatan mereka dengan para Rasul dalam tradisi Gereja).
Mati syahid diyakini sebagai daftar catatan asli para syahid Kristen yang ditulis paling awal, dan juga merupakan salah satu dari sedikit catatan asli dari tahun-tahun penganiayaan Kristen.

Akhir hidupnya

Karena orang-orang Kristen menolak menyembah kaisar dan dewa-dewa Romawi, tetapi memuja Kristus secara sembunyi-sembunyi di rumah masing-masing, mereka dianggap orang kafir. Orang-orang Smyrna memburu orang-orang Kristen dengan pekikan, "Enyahkan orang-orang kafir."
Polikarpus, uskup yang disegani di kota itu, diburu oleh prajurit Smyrna. Para prajurit itu sudah mengirim orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin. Polikarpus telah meninggalkan kota itu dan bersembunyi di sebuah ladang milik teman-temannya. Bila pasukan mulai menyergap, ia pun melarikan diri ke ladang lain. Meskipun hamba Tuhan ini tidak takut mati, dan memilih berdiam di kota, teman-temannya mendorongnya bersembunyi. Mungkin karena mereka takut kalau-kalau kematiannya akan mempengaruhi ketegaran gereja.
Ketika polisi mendatangi ladang pertama, mereka menyiksa seorang budak untuk mencari tahu tentang Polikarpus. Kemudian mereka menyerbu dengan senjata lengkap untuk menangkap uskup itu. Meskipun ada kesempatan lari, Polikarpus memilih tinggal di tempat, dengan tekad, "Kehendak Allah pasti terjadi." Di luar dugaan, ia menerima mereka seperti tamu, memberi mereka makan dan meminta izin selama satu jam untuk berdoa. Ia berdoa dua jam lamanya.
Beberapa penangkap merasa sedih menangkap orang tua yang hegitu baik. Dalam perjalanannya kembali ke Smyrna, kepala prajurit yang memimpin pasukan itu berkata, "Apa salahnya menyebut Tuhan Kaisar dan mempersembahkan bakaran kemenyan?"

Dengan tenang Polikarpus mengatakan bahwa ia tidak akan melakukannya.
Gubernur Romawi yang mengadilinya berusaha mencarikan jalan keluar untuk membebaskan uskup tua itu. "Hormatilah usiamu, Pak Tua," seru gubernur Romawi itu. "Bersumpahlah demi berkat Kaisar. Ubahlah pendirianmu serta berserulah, "Enyahkan orang-orang kafir!" "
Sebenarnya, gubernur Romawi itu ingin Polikarpus menyelamatkan dirinya sendiri dengan melepaskan dirinya dari orang-orang Kristen yang dianggap "kafir" itu. Namun, Polikarpus hanya memandang kerumunan orang yang sedang mencemohkannya. Sambil mengisyaratkan ke arah mereka, ia berseru, "Enyahkan orang-orang kafir!"

Gubernur Romawi itu berusaha lagi: "Angkatlah sumpah dan saya akan membebaskanmu. Hujatlah Kristus!"
Polikarpus pun berdiri dengan tegar. Ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, "Selama delapan puluh enam tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja [Kristus] yang telah menyelamatkanku?"
Pertukaran pendapat antara sang uskup dan gubernur Romawi berlanjut. Pada suatu saat, Polikarpus menghardik lawan bicaranya: "Jika kamu... berpura-pura tidak mengenal saya, dengarlah baik-baik: Saya adalah seorang Kristen. Jika Anda ingin mengetahui ajaran Kristen, luangkanlah satu hari khusus untuk mendengarkan saya."

Gubernur Romawi itu pun mengancam akan melemparkan dia ke binatang-binatang buas. "Panggil binatang-binatang itu!" seru Polikarpus. "Jika hal itu akan mengubah keadaan buruk menjadi baik, tetapi bukan keadaan yang lebih baik menjadi lebih buruk."
Ketika ia diancam akan dibakar, Polikarpus menjawab, "Apimu akan membakar hanya satu jam lamanya, kemudian akan padam, namun api penghakiman yang akan datang adalah abadi."
Akhirnya Polikarpus dinyatakan sebagai orang yang tidak akan menarik kembali pernyataan-pernyataannya. Rakyat Smyrna pun berteriak: "Inilah guru dari Asia, bapa orang-orang Kristen, pemusnah dewa-dewa kita, yang mengajar orang-orang untuk tidak menyembah (dewa-dewa) dan mempersembahkan korban sembelihan."

Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. "la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harus, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal." Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu.
Kisah ini tersebar ke jemaat-jemaat di seluruh kekaisaran. Gereja menyimpan laporan-laporan semacam itu dan mulai memperingati hari-hari kelahiran serta kematian para martir. Bahkan mereka juga mengumpulkan tulang-tulangnya serta peninggalan lainnya.

Tanggal kematian Polikarpus diperdebatkan. Eusebius mencatat kematiannya pada masa pemerintahan Marcus Aurelius, 166–167 Masehi. Namun, sebuah catatan yang ditambahkan setelah masa Eusebius menuliskan kematian Polikarpus pada Sabtu, 23 Februari pada masa pemerintahan konsul Statius Quadratus yang berkuasa pada 155 atau 156 Masehi. Tanggal yang ditulis sebelumnya lebih cocok kepada tradisi yang memberitahukan hubungan Polikarpus dengan Ignatius dan Yohanes Sang Penginjil. Setiap tanggal 23 Februari, diperingati hari "kelahiran Polikarpus" masuk ke surga.

 

Sabat Agung

Karena surat jemaat Smirna yang dikenal sebagai mati syahidnya Polikarpus menyatakan bahwa Polikarpus dibunuh pada Sabat Agung, beberapa pihak berpendapat bahwa tulisan tersebut adalah bukti bahwa Gereja Smirna yang dipimpin oleh Polikarpus menjalankan ibadah Sabat pada hari ketujuh (Sabtu).
Pihak yang lain mengatakan bahwa Sabat Agung yang dimaksudkan merujuk kepada Paskah Kristen atau hari-hari besar yang lain. Jika hal tersebut benar, maka kematian Polikarpus terjadi antara satu dan dua bulan setelah tanggal 14 bulan Nisan (tanggal saat Polikarpus merayakan Paskah) yang tidak mungkin terjadi sebelum akhir bulan Maret. Sabat Agung yang lain (jika ingin merujuk kepada hari-hari besar Yahudi) dirayakan pada musim semi, akhir musim panas, atau musim gugur. Tidak ada perayaan pada musim dingin.

 

Peranannya

Polikarpus memegang peranan penting dalam sejarah Gereja Kristen. Dia termasuk di antara orang-orang Kristen perdana yang tulisan-tulisannya masih tersisa. Dia adalah uskup dari sebuah Gereja penting di tempat di mana para rasul bekerja. Dan dia hidup pada masa di mana ortodoksi (nilai-nilai tradisi, ajaran, dan kebiasaan turun-temurun) diterima secara luas oleh Gereja-Gereja Ortodoks, Gereja-Gereja Timur, kelompok-kelompok yang masih menjalankan Sabat pada hari ketujuh, dan kelompok-kelompok yang mirip dengan Protestan dan Katolik.
Polikarpus bukanlah seorang filsuf atau teolog. Dari catatan-catatan yang tersisa, ia muncul sebagai pemimpin ibadah dan guru yang berbakat. “Seorang dengan kelas yang lebih tinggi, dan saksi kebenaran yang tabah daripada Valentinus, dan Marsion, dan bidat-bidat yang lain”, kata Ireneus yang mengingatnya sejak masa mudanya. (Adversus Haereses III.3.4).

Ia hidup pada masa setelah wafat para rasul, ketika bermacam-macam interpretasi ajaran Yesus diajarkan. Peranannya adalah dengan menegaskan ajaran asli yang didapatkannya dari Rasul Yohanes. Catatan yang tersisa menunjukkan keberanian di wajah Polikarpus tua saat menghadapi kematian dengan dibakar pada tiang pancang menunjukkan betapa bisa dipercayanya perkataan-perkataan Polikarpus.
Kematian syahid Polikarpus sangat penting untuk memahami posisi Gereja ketika Kekaisaran Romawi masih menganut agama kafir. Ketika penganiayaan masih didukung oleh jenderal-jenderal konsul lokal, berbagai penulis mencatat betapa haus darahnya orang-orang yang meneriakkan kematian bagi Polikarpus (bab 3). Catatan-catatan tersebut juga menunjukkan kebencian tak mendasar pemerintah Romawi terhadap kekristenan, ketika orang-orang Kristen diberikan kesempatan untuk tidak dihukum jika mau mengingkari imannya dan mengaku bahwa menjadi seorang Kristen berarti telah melakukan tindakan kriminal. Sistem pengadilan yang ganjil ini di kemudian hari dicemooh oleh Tertullianus (orang yang pertama kali memperkenalkan ajaran Trinitas) dalam buku Pembelaan (Apologi)-nya.

Polikarpus adalah seorang penyebar dan pemurni wahyu Kristen yang hebat pada masa Injil dan surat-surat mulai diterima secara luas. Meskipun kunjungannya ke Roma untuk bertemu uskup Roma digunakan pihak Gereja Katolik Roma untuk memperkuat klaim keutamaan Roma (sistem kepausan), namun sumber-sumber Katolik menyatakan bahwa Polikarpus tidak menerima kuasa dari uskup Roma untuk mengganti hari Paskah (bahkan, Polikarpus dan Anicetus uskup Roma setuju untuk tidak setuju. Keduanya percaya bahwa praktek Paskah mereka sesuai dengan tradisi Rasuli) –- Penerus spiritual Polikarpus seperti Melito dari Sardis dan Polikrates dari Efesus sependapat dengan hal yang sama.

Ada empat sumber utama mengenai Polikarpus :
  1. Surat otentik Ignatius dari Antiokhia, yang salah satunya ditujukan kepada Polikarpus.
  2. Surat Polikarpus kepada Gereja Filipi
  3. Bagian-bagian dalam Adversus Haeresis karya Ireneus
  4. Dan surat dari jemaat Smirna yang menceritakan kematian syahid Polikarpus

Yustinus Martir

Yustinus Martir, pembela kepercayaan Kristen yang mati syahid
Flavius Yustinus (juga disebut Yustinus dari Kaisarea atau Yustinus sang filsuf, 103-165) adalah salah seorang penulis Kristen paling terkenal lewat karyanya Liber Apologeticus - "Apologi Pertama". Pada akhir hayatnya ia menjadi martir sehingga namanya disebut sebagai Yustinus Martir.[1][2]
Sejak awal, gereja berperan di dua dunia yang berbeda, dunia orang Yahudi dan dunia non-Yahudi. Kisah Para Rasul menggambarkan lambannya dan kadang-kadang sakitnya perkembangan kekristenan di kalangan orang-orang bukan Yahudi. Petrus dan Stefanus mengadakan pekabaran Injil kepada orang-orang Yahudi, sedangkan Paulus kepada filsuf-filsuf Athena dan para penguasa Romawi.
Dalam banyak hal, kehidupan Yustinus mirip dengan kehidupan Paulus. Rasul ini adalah orang Yahudi yang lahir di daerah bukan Yahudi (Tarsus), sedangkan Yustinus adalah orang bukan Yahudi yang lahir di daerah Yahudi (Sikhem kuno). Keduanya terpelajar dan tangguh berargumentasi untuk meyakinkan orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi akan kebenaran Kristus. Keduanya mati syahid di Roma karena keyakinan mereka.
Menjelang pertengahan abad kedua, di bawah pemerintahan yang adil oleh para kaisar seperti Trajanus, Antoninus Pius dan Marcus Aurelius, gereja mulai membuka diri pada dunia luar untuk meyakinkan keberadaannya. Yustinus menjadi salah seorang apologist (orang yang mempertahankan pendiriannya dalam argumentasi) Kristen pertama, yang menjelaskan imannya sebagai sistem yang masuk akal. Bersama-sama penulis lain, seperti Origenes dan Tertulianus, ia menafsirkan kekristenan dalam istilah-istilah yang mudah dikenal orang-orang Yunani dan Romawi terpelajar pada masa itu.
Karya tulis Yustinus, "Apologi Pertama", ditujukan pada Kaisar Antoninus Pius (dalam bahasa Yunani berjudul Apologia, yaitu suatu kata yang mengacu pada logika yang menjadi dasar kepercayaan seseorang).
Seperti Paulus, Yustinus tidak meninggalkan orang-orang Yahudi ketika ia berpaling kepada orang-orang Yunani. Dalam karya besar Yustinus lainnya, "Dialog dengan Tryfo", ia menulis kepada seorang Yahudi kenalannya, bahwa Kristus adalah penggenapan tradisi Ibrani.
Di samping menulis, Yustinus mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanannya ia selalu berargumentasi tentang iman yang diyakininya. Di Efesus, ia bertemu dengan Tryfo. Di Roma, ia bertemu Marcion, pemimpin Gnostik. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak ramah terhadap seseorang yang bernama Crescens, seorang Cynic. Ketika Yustinus kembali ke Roma pada tahun 165, Crescens mengadukannya kepada penguasa atas tuduhan memfitnah. Yustinus pun ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang percaya lainnya.
Ia pernah menulis, "Anda dapat membunuh kami, tetapi sesungguhnya tidak dapat mencelakakan kami." Keyakinan ini ia pegang sampai mati. Dengan demikian ia telah meraih nama yang disandangnya sepanjang masa: Yustinus Martir.

Kaisar Nero (Kebakaran Besar Roma)


Menurut sejarawan Tacitus, Kebakaran Besar Roma dimulai pada malam tanggal 18 Juli 64, di pertokoan di sekeliling Circus Maximus, Roma.[1] Banyak orang Roma yang tinggal di rumah kayu sehingga api dengan cepat merambat.[1] Api tersebut hampir berhasil dipadamkan setelah lima hari namun kembali menyala.[2] Suetonius menulis bahwa api tersebut membakar Roma selama enam hari tujuh malam.[3] Api tersebut membakar habis empat dari empat belas distrik di Roma dan tujuh lainnya mengalami kerusakan parah.[4] Istana Nero, Kuil Jupiter Stator dan Kuil Vesta juga hancur dalam kebakaran itu.[5]

 Setelah kebakaran

The Torches of Nero, oleh Henryk Siemiradzki.
Menurut sejarawan Tacitus, sebagian masyarakat menganggap Nero bertanggung jawab atas kejadian tersebut.[6] Untuk keluar dari masalah itu, ia mempersalahkan orang Kristen. Orang-orang Kristen mengaku, namun tidak jelas apakah mereka mengaku karena disiksa dan apa yang diakui, penyebab kebakaran atau sebagai orang Kristen.[6] Suetonius dan Cassius Dio menganggap Nero adalah orang yang membakar Roma dengan maksud gila untuk menghanguskan kota Roma.[7] Namun pada zaman itu Roma beberapa kali terbakar, seperti kebakaran tahun 69 pada zaman Vitellius dan tahun 80 pada zaman Kaisar Titus.[8].
Menurut Tacitus, Nero memerintahkan agar orang Kristen dimangsa binatang, disalibkan, atau dibakar di tiang sebagai penerangan.[6]


Nero


Nero di Glyptothek, Munich.
Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus (15 Desember 379 Juni 68)[1], lahir Lucius Domitius Ahenobarbus, juga disebut Nero Claudius Caesar Germanicus, adalah kaisar Romawi kelima dan terakhir dari dinasti Julio-Claudian. Nero diadopsi oleh pamannya, Claudius untuk menjadi penerus tahtanya. Ia naik tahta pada tanggal 13 Oktober 54 karena kematian Claudius.
Nero berkuasa dari tahun 54 sampai tahun 68, yang fokus lebih besar dengan diplomasi, perdagangan, dan meningkatkan budaya ibukota kekaisaran. Ia memerintahkan pembangunan teater dan permainan atletik. Kekuasaannya juga berhasil memenangkan perang dan berdamai dengan kekaisaran Parthian (58–63) dan menambah tali hubungan diplomasi dengan Yunani. Pada tahun 68, kudeta militer menurunkan Nero. Ia akan menghadapi eksekusi, dan ia dilaporkan bunuh diri.[2]
Kekuasaan Nero sering berhubungan dengan tirani dan kekejaman.[3] Ia telah melakukan beberapa eksekusi, termasuk ibunya[4] dan saudara kandung adopsinya, dan juga kaisar yang "membakar Roma"[5] dan pembunuh Kekristenan awal. Penglihatan ini dilihat berdasarkan referensi dari Tacitus, Suetonius dan Cassius Dio.


Sejarah gereja


















Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan dapat dilihat pada sub bagian artikel ini.

Kehidupan Yesus


"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari kepercayaan Kristen.

Periode ini dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang lebih dari 4 SM hingga 33 M.
Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; setelah ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangkit dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian Ia naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangkit, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.
Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Perjanjian Baru.

Gereja mula-mula

Periode ini dimulai sejak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.


Kode warna
Kunci: Gereja Katolik Gereja Ortodoks Gereja Anglikan Gereja Protestan Kekristenan/gereja secara umum

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
64 Kaisar Nero Roma
402576.jpg
Kebakaran hebat terjadi di Roma. Kaisar Nero menyalahkan orang Kristen dan menimbulkan penganiayaan
70 Titus Flavius Vespasianus Yerusalem
Arc de titus frontal.jpg
Kaisar Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Perpecahan antara kekristenan dan penganut agama Yahudi (Judaisme)
150 Yustinus Martir Yudea
Justin Martyr.jpg
Yustinus Martir menulis Liber Apologeticus - "Apologi Pertama" yang membantu memajukan usaha kekristenan untuk menjawab filsafat-filsafat lainnya
156 Polikarpus Smyrna
Polikarpus.jpg
Uskup Polikarpus yang berusia 86 tahun menjadi martir yang menjadikan orang Kristen semakin berdiri teguh di bawah penganiayaan
177 Ireneus Lyons
Saint Irenaeus.jpg
Ireneus menjadi Uskup Lyons dan memerangi ajaran-ajaran sesat yang merundung gereja
196 Tertulianus Kartago
Tertullian.jpg
Tertulianus mulai menulis tulisan-tulisannya yang menjadikannya digelari "Bapak Teologi Latin"
205 Origenes Alexandria
Origen.jpg
Origenes dari Afrika Utara yang sangat bertalenta memulai tulisannya yang berpengaruh. Ia mengepalai sekolah katekisasi di Alexandria
251 Siprianus Kartago
Siprianus.jpg
Siprianus, uskup dari Kartago menerbitkan hasil karyanya yang penting tentang "Persatuan di Dalam Gereja." Ia menjadi martir pada tahun 258
270 Antonius Mesir
Antoniuserem.jpg
Antonius memberikan harta bendanya dan mulai hidup sebagai pertapa, suatu peristiwa kunci yang melatarbelakangi kerahiban

 

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.


Kode warna
Kunci: Gereja Katolik Gereja Ortodoks Gereja Anglikan Gereja Protestan Kekristenan/gereja secara umum

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
312 Konstantinus I Roma Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas
325 Konstantinus I Nicea Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam debat dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang siapa Yesus sesungguhnya
367 Athanasius Aleksandria Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon Perjanjian Baru yang menegaskan buku yang sama yang saat ini digunakan
385 Ambrosius Milan Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan untuk melindungi ajaran Kristen dan melawan segala tindakan jahat
387 Agustinus Hippo Milan Agustinus menjadi orang Kristen. Tulisannya menjadi landasan Abad Pertengahan. Buku Pengakuan (Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) masih banyak dibaca saat ini
398 Yohanes Krisostomus Konstantinopel Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", menjadi uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam berbagai kontroversi
405 Eusebius Hieronimus Roma Hieronimus menyelesaikan karyanya Alkitab Vulgata yang menjadi standar untuk seribu tahun ke depan
432 Patrick Irlandia Patrick menjalani misi ke Irlandia ─ setelah dibawa ke sana pada saat mudanya menjadi budak. Ia kembali dan memimpin orang Irlandia dalam jumlah besar menjadi Kristen
451 Paus Leo I Khalsedon Konsili Khalsedon menegaskan ajaran ortodoks bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu Orang

 

Gereja pada Abad Pertengahan

Periode ini dimulai sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi keinginan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan mempengaruhi sejarah Abad Pertengahan.


Kode warna
Kunci: Gereja Katolik Gereja Ortodoks Gereja Anglikan Gereja Protestan Kekristenan/gereja secara umum

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
529 Benediktus Monte Cassino Benedict dari Nursia mendirikan ordo kerahiban ─ "pemerintahannya" menjadi yang paling berpengaruh selama berabad-abad ke depan
563 Kolumba Skotlandia Columba menjalani misi ke Skotlandia Ia mendirikan pusat misi kerahiban yang melegenda di Iona
590 Paus Gregorius I Roma Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara nyata memajukan perkembangan kepausan
664 Sinode Whitby Inggris Sinode Whitby menentukan bahwa gereja Inggris akan menjadi di bawah otoritas gereja Roma
716 Bonifakus Jermania Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi menjadi misionaris dan membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)
763 Beda Inggris Venerabilis Beda menyelesaikan karyanya yang teliti dan penting "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum)
732 Charles Martel Tours Charles Martel menghentikan penyerbuan Muslim yang mengancam Eropa

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, kira-kira tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari dasar setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai dibuka sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan antara gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.


Kode warna
Kunci: Gereja Katolik Gereja Ortodoks Gereja Anglikan Gereja Protestan Kekristenan/gereja secara umum

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
800 Karel Agung Aachen Charles yang Agung diangkat menjadi Kaisar oleh Paus pada hari Natal. Ia memajukan gereja, pendidikan, dan kebudayaan Eropa
863 Siril dan Metodius Slavia Siril dan Metodius, dua orang Yunani bersaudara, menginjili orang Slav. Siril mengembangkan aksara Sirilik, dasar bahasa Slavik yang masih dipakai di gereja Rusia
909 William yang Saleh Aquitaine Di Cluny didirikan sebuah biara, pusat reformasi. Pada pertengahan abad ke-12, terdapat lebih dari seribu rumah di bawah asuhan biara Cluny
988 Vladimir I Kiev Pangeran Vladimir dari Kiev menjadi Kristen ─ ia mencari agama-agama di dunia dan memilih Ortodoksi untuk menyatukan dan membimbing rakyat Rusia
1054 Paus Leo IX Eurasia Setelah berabad-abad gereja Timur dan Barat merupakan gereja tunggal, akhirnya perpisahan tersebut terjadi yang berlangsung hingga hari ini
1093 Anselmus Canterbury Anselmus menjadi Uskup Agung Canterbury. Seorang rahib yang tekun dan teologian yang handal, ia menyelidiki "Mengapa Allah Menjadi Manusia" (Cur Deus Homo)
1095 Paus Urbanus II Clermont Paus Urbanus II menyerukan Deus Vult! - "Allah menghendakinya!" dan dengan itu memulai Perang Salib yang mengakibatkan banyak peperangan yang tragis
1115 Bernardus Clairvaux Bernardus mendirikan biara di Clairvaux. Ia dan biara tersebut menjadi pusat spiritual dan pengaruh politik yang besar
1150 Petrus Abelardus Paris Universitas Paris dan Universitas Oxford didirikan dan menjadi inkubator Abad Pencerahan dan reformasi Protestan dan menjadi model pola pendidikan modern
1173 Peter Waldo Perancis Peter Waldo mendirikan gerakan Waldenisme/Waldensian/Kaum Walden, gerakan reformasi sebelum era Martin Luther yang memberi penekanan pada kemiskinan, khotbah, dan Alkitab. Mereka akhirnya dituduh sebagai penganut ajaran sesat oleh gereja pada saat itu
1206 Fransiskus Bernardone Assisi Fransiskus dari Assisi meninggalkan segala kekayaan dunia dan memimpin sekelompok rahib miskin mengajarkan cara hidup sederhana
1215 Paus Innocentius III Roma Konsili Lateran Keempat mengenai ajaran sesat, meneguhkan doktrin Katolik Roma dan menguatkan otoritas Paus
1273 Thomas Aquinas Cologne Thomas Aquinas menyelesaikan karyanya Summa Theologica (Ringkasan Teologi), mahakarya teologis pada Abad Pertengahan
1321 Dante Alighieri Italia Dante menyelesaikan Divina Commedia (Komedi Ilahi), karya literatur Kristen terbesar pada Abad Pertengahan
1378 Katarina Siena Roma Katarina dari Siena pergi ke Roma untuk membantu proses penyembuhan akibat Pemisahan Kepausan. Sebagian karena pengaruhnya maka kepausan kembali ke Roma dari Avignon
1387 John Wycliffe Inggris John Wycliffe diasingkan dari Oxford dan mengepalai penerjemahan Alkitab bahasa Inggris. Ia akhirnya disebut sebagai "Bintang Fajar Reformasi"
1415 Jan Hus Konstanz Jan Hus dihukum dan dibakar pada tiang pancang oleh Konsili Konstanz
1456 Johann Gutenberg Strasburg Johann Gutenberg membuat Alkitab cetak untuk pertama kalinya, dan percetakannya menjadi katalis di era yang baru untuk memilah-milah ide, informasi, dan teologi baru
1478 Ferdinand II Spanyol Inkuisisi Spanyol didirikan di bawah Ferdinand dan Isabella untuk melawan penyebaran ajaran sesat
1498 Girolamo Savonarola Florence Girolamo Savonarola seorang reformator berapi-api Ordo Dominikan dari Florence, dihukum mati
1512 Michelangelo Buonarroti Vatikan Michelangelo Buonarroti menyelesaikan mahakaryanya yaitu langit-langit Kapel Sistine di kota suci Vatikan

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, kira-kira tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada akhirnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berlandaskan kekristenan. Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

Kode warna
Kunci: Gereja Katolik Gereja Ortodoks Gereja Anglikan Gereja Protestan Kekristenan/gereja secara umum

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
1517 Martin Luther Wittenberg Martin Luther memakukan 95 dalil Luther, sebuah undangan sederhana untuk debat cendekiawan yang secara tidak sengaja menjadi sebuah "engsel sejarah"
1523 Ulrich Zwingli Swiss Ulrich Zwingli, sebaya Luther, memimpin Reformasi Swiss dari tempat ia menjadi pastor di Zürich
1525 tidak ada Eropa Gerakan Anabaptis dimulai. "Reformasi radikal" ini bersikeras akan adanya baptisan orang percaya dan pemisahan gereja dan negara
1534 Henry VIII Inggris Henry VIII mengeluarkan Aksi Supremasi yang mengangkat raja Inggris, bukan Paus, menjadi kepala gereja Inggris
1536 Yohanes Calvin Jenewa Yohanes Calvin menerbitkan Christianae Religionis Institutio (Institusi Agama Kristen), hasil karya teologis terbesar dalam Reformasi
1540 Ignatius Loyola Loyola Ordo Serikat Yesus (Yesuit) disetujui oleh Vatikan. Pendirinya adalah Ignatius Loyola. Mereka memberikan pelayanan mereka sepenuhnya ke tangan Paus
1545 Paus Paulus III Trente Konsili Trente dibuka oleh Gereja Katolik untuk menjawab masalah-masalah dan menyediakan sarana untuk Reformasi Katolik
1534 Thomas Cranmer Inggris Cranmer menulis Buku Doa Umum untuk gereja Inggris
1559 John Knox Skotlandia John Knox kembali ke Skotlandia untuk memimpin reformasi di sana, setelah masa pengasingannya di Jenewa tempat Calvin berada
1572 Kaum Huguenot Perancis Pembantaian Hari Santo Bartolomeus menjadi saksi pembantaian puluhan ribu kaum Protestan Huguenot di Perancis
1608 John Smyth Amsterdam John Smyth, pendeta Anglikan yang menjadi Separatis, membaptis jemaat "Baptis" yang pertama
1611 Raja James Inggris Penerbitan Alkitab Versi Raja James pertama yang disusun oleh 54 ahli selama empat tahun
1620 Kaum Separatis Massachussets Para Peziarah menandatangani Perjanjian Mayflower dan mendedikasikan diri mereka untuk kebaikan bersama, menjunjung solidaritas kelompok, dan membela rekonsiliasi Kristen
1628 Jan Komenius Polandia Jan Komenius diasingkan dari tanah kelahirannya dan mengembara sepanjang hidupnya, menyebarkan ajaran reformasi dan memohon rekonsiliasi Kristen
1628 Oliver Cromwell Westminster Pengakuan Westminster disusun di Ruang Yerusalem di dalam Westminster Abbey
1648 George Fox Inggris George Fox mendirikan Perkumpulan Agama Sahabat, yang sering dikenal dengan nama Quacker atau "Kaum Quaker." Mereka berusaha untuk hidup sederhana, menentang peperangan, dan menjauhi ibadah formal

Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan

Sejak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang penduduk asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar masyarakat setempat.


Kode warna
Kunci: Gereja Katolik Gereja Ortodoks Gereja Anglikan Gereja Protestan Kekristenan/gereja secara umum

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
1662 Rembrandt Belanda Rembrandt menyelesaikan lukisan Kembalinya Anak yang Hilang
1675 Philip Jacob Spener Frankfurt Philip Jacob Spener menerbitkan Pia Desideria
1678 John Bunyan Inggris John Bunyan menerbitkan The Pilgrim's Progress
1685 Johann Sebastian Bach dan
George Frederic Handel
Jerman Bach dan Handel dilahirkan
1707 Isaac Watts Inggris Isaac Watts menerbitkan Hymns and Spritual Songs
1727 dimulai oleh Jan Amos Comenius Moravia Kebaktian Kebangunan Rohani di Herrnhut mengawali Serikat Persaudaraan Moravia
1735 Jonathan Edwards Northampton, Massachusetts Jonathan Edwards mengadakan Kebangunan Besar
1738 John Wesley Inggris John Wesley bertobat
1780 Robert Raikes Inggris Robert Raikes memulai Sekolah Minggu
1793 William Carey India William Carey berlayar menuju India
1807 William Wilberforce,
Elizabeth Fry,
George Mueller,
Thomas Buxton,
John Venn, dll
Inggris Parlemen Inggris mengadakan pemungutan suara untuk menghapuskan perdagangan budak
1811 Thomas dan Alexander Campbell [[wilayah barat Amerika Serikat]] Ayah dan anak Campbell mengawali Gerakan Murid-murid Kristus
1812 Adoniram dan Ann Judson India Adoniram dan Ann Judson berlayar menuju India
1816 Richard Allen Afrika Richard Allen mendirikan Gereja Episkopal Methodis Afrika
1817 Elizabeth Fry [[]] Elizabeth Fry mengawali pelayanan bagi narapidana perempuan di penjara
1830 Charles G. Finney [[]] Charles G. Finney memulai Kebangunan Rohani Perkotaan
±1830 John Nelson Darby Plymouth John Nelson Darby membantu mengawali Serikat Persaudaraan Plymouth
1833 John Keble [[]] Khotbah John Keble tentang "Murtad Nasional" memicu Gerakan Oxford
1854 Hudson Taylor Tiongkok Hudson Taylor Tiba di Kota Terlarang
1854 Soren Kierkegaard Denmark Soren Kierkegaard menerbitkan serangan terhadap kekristenan
1854 Charles Spurgeon London Charles Haddon Spurgeon menjadi imam di London
1855 Dwight Moody Boston Pertobatan Dwight L. Moody
1857 David Livingstone Inggris David Livingstone menerbitkan Perjalanan Penginjilan
1865 William Booth London William Booth mendirikan Bala Keselamatan
1870 Paus Pius IX Vatikan Paus Pius IX memproklamasikan Doktrin Infalibilitas Paus
1886 Amerika Serikat Gerakan Relawan Mahasiswa dimulai.
1906 Los Angeles Kebangunan Rohani Azusa Street Memunculkan Gerakan Pentakostalisme
1910-1915 Los Angeles Penerbitan buku The Fundamentals memunculkan Gerakan Fundamentalis
1919 Karl Bath [[]] Tafsiran Surat Roma oleh Karl Bath diterbitkan
1921 [[]] Radio Kristen pertama mengudara
1934 Cameron Townsend [[]] Cameron Townsend memulai Institut Linguistik Musim Panas
1945 Dietrich Bonhoeffer Jerman Dietrich Bonhoeffer dieksekusi Nazi
1948 [[]] Dewan Gereja-gereja se-Dunia terbentuk
1949 Billy Graham Los Angeles Kampanye Los Angeles Billy Graham
1960 [[]] Berawalnya Pembaruan Karismatik Modern
1962 [[]] Konsili Vatikan II dimulai
1963 Martin Luther King, Jr. Amerika Serikat Martin Luther King, Jr., Memimpin Pawai ke Washington
1966-1976 RRT Gereja Tiongkok bertumbuh tanpa terusik Revolusi Kebudayaan
Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.