PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










KISAH SUP BATU

Alkisah ada tiga pengembara, yang dalam perjalanannya singgah di
sebuah kota. Warga kota itu tak pernah bergembira, sebab mereka hidup
dengan sangat mementingkan diri sendiri. Mereka mengerjakan segala
sesuatu sendiri dan untuk dirinya sendiri. Selain itu, mereka suka
mencurigai semua orang. Termasuk kepada tiga pengembara kelaparan yang
duduk di tengah alun-alun kota mereka. Tiga pengembara itu membuat api
lalu merebus sebuah batu. "Apa yang kaubuat?" tanya seorang anak yang
lewat. "Kami membuat sup batu yang sangat enak, " kata si pengembara,
"tetapi akan jauh lebih enak jika ditambah sesiung kecil bawang, "
lanjutnya. Anak itu pun berlari dan mengambilkan bawang. Orang-orang
kota itu mulai penasaran. Mereka mengintip dan menengok satu per satu.
"Sup ini akan jauh lebih enak jika ditambah wortel dan tomat. Seiris
kecil daging juga membuat rasanya jauh lebih baik." Didorong oleh rasa
ingin tahu yang kuat, mereka membawakan satu per satu bahan yang
disebut para pengembara. Alhasil, jadilah sup yang enak (tentu setelah
batunya dibuang) dan penduduk kota ikut menikmatinya. Untuk pertama
kalinya penduduk kota itu meniadakan rasa curiga dan mengalami
indahnya hidup berbagi dalam kebersamaan. Pemazmur menyebutkan betapa
baiknya apabila kita hidup bersama dengan rukun. Tidak cuma berarti
tinggal bersama-sama, tetapi saling menerima dan saling berbagi dalam
kasih. Hidup rukun tanpa prasangka, yang menghalangi interaksi dengan
sesama. Hidup harmonis ini bukan saja mendatangkan kebahagiaan bagi
kita, melainkan juga bagi Allah. Seperti kata pemazmur, "… sebab ke
sanalah Tuhan memerintahkan berkat ..." --SL

ORANG YANG SELALU MENARUH CURIGA MEMBATASI DIRINYA UNTUK BAHAGIA

Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+133

Mazmur 133

1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk
selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.