PRAY FOR THE NATION

Indonesia:

Kamis lalu (2/12) Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) dengan tegas telah menginstruksikan dan menjamin anggotanya juga kepada masyarakat Kristen Mentawai untuk segera membangun hunian sementara sebelum Natal tiba (Baca : JK Instruksikan Bangun Hunian Sementara Untuk Rayakan Natal). Apa mau dibilang, kenyataan berbicara beda dilapangan.

Pembangunan hunian itu belum dikerjakan hingga Minggu (5/12). Penyebabnya apalagi kalu bukan terbentur birokrasi pemerintahan.

Hal itu diakui Koordinator Lapangan Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Mentawai Zul Hendri.

Walau begitu, Zul menegaskan PMI masih melanjutkan penjajakan dengan pemerintah daerah. Zul berharap pemerintah memberikan tanggapan positif agar korban dapat kembali hidup normal.

Semoga saja Presiden peduli dan langsung memerintahkan pembangunan hunian sementara dengan tujuan agar rakyatnya dapat menjalankan dan merayakan hari besar keagamaannya secara kondusif.










Siem Reap

Letak Siem Reap di Kamboja
Siem Reap merupakan ibu kota Provinsi Siem Reap di Kamboja. Kota ini terletak di bagian barat laut negara dan merupakan pusat wisata dan budaya penting di Kamboja karena menjadi gerbang masuk menuju kawasan purbakala kota Angkor yang terkenal. Kota ini memiliki iklim tropis. Pada tahun 2006, kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 139.458 jiwa.
Siem Reap memiliki bangunan tua kolonial dan arsitektur china di sekitar lingkungan Perancis dan di sekitar Pasar Lama. Di kota ini terdapat gedung pertunjukan yang menggelar pagelaran tari tradisional Apsara, pusat cindera mata, pengrajin kain sutra, sawah pedesaan, desa nelayan, dan suaka burung di dekat danau Tonle Sap. Bandar udara di kota ini ialah Bandar Udara Internasional Angkor-Siem Reap.

Sejarah

Kata Siem Reap berarti 'Kekalahan Siam' — kini Thailand— dan merujuk pada permusuhan dan pertumpahan darah selama berabad-abad, peristiwa yang diperingati dalam ukiran relief dan monumen. Nama ini juga dapat diterjemahkan sebagai 'Kegemilangan Siam', karena, selama 500 tahun sebelum peperangan, kota ini menjadi perlintasan dari Kamboja kuno menuju Siam.
Pada 1901 École Française d'Extrême Orient (EFEO) memulai keterkaitannya dengan Angkor dengan mendanai ekspedisi memasuki Siam dan Bayon. Pada 1907 Angkor, yang telah direbut dari Siam dengan paksa, dikembalikan kepada Kamboja. EFEO bertanggung jawab membersihkan situs purbakala ini dari cengkeraman hutan, dan pada tahun yang sama wisatawan pertama tiba di Angkor, sejumlah 200 orang wisatawan yang tinggal di Angkor selama tiga bulan. Angkor kembali diselamatkan dari hutan dan mendapat perhatian dunia.
Penari tradisional di Siem Reap yang menjadi pusat pariwisata.
Pada saat ditemukan oleh penjelajah Perancis pada abad ke-19, Siem Reap hanyalah berupa desa sederhana. Dengan dikuasainya Angkor oleh Perancis pada 1907, Siem Reap mulai berkembang dan menerima gelombang wisatawan pertamanya. Grand Hotel d'Angkor dibuka tahun 1929 dan candi-candi di Angkor menjadi salah satu daya tarik pariwisata Asia utama hingga akhir 1960-an. Tokoh pesohor seperti Charlie Chaplin dan Jackie Kennedy, adalah mereka yang pernah mengunjungi Angkor. Pada 1975, sebagian besar penduduk kota Siem Reap, bersama seluruh penduduk kota lainnya di Kamboja, terbantai oleh komunis Khmer Merah, sisanya menyelamatkan diri dan mengungsi ke pedesaan.
Seluruh negara dan rakyat Kamboja menderita dibawah rezim brutal Khmer Merah. Hingga sejak misi keamanan PBB dan kematian Pol Pot pada 1998, stabilitas dan keamanan mulai tumbuh dan membangkitkan industri pariwisata yang sangat penting untuk memulihkan Kamboja. Maka setelah sekian lama sepi Siem Reap mulai bangkit sejak pertengahan 1990-an.
Kini, Siem Reap adalah kota yang paling pesat pertumbuhannya di Kamboja, sebagai kota kecil yang menawan tempat singgah sebelum mengunjungi situs terkenal candi-candi di Angkor. Berkat daya tarik Angkor, Siem Reap telah bangkit menjadi pusat pariwisata utama di kawasan, menjadi kota yang hidup dengan dipenuhi hotel dan fasilitas wisata lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Dari Kupang, NTT ke Surabaya, lanjut ke Jawa Tengah, lanjut ke Sumatera Utara (lewat Lampung, Bengkulu, Padang, hingga tiba di Tapanuli Selatan lalu Tapanuli Tengah). Di Sumatera Utara, telah mengunjungi Medan dan mengelilingi semua kabupaten hingga ke Riau, dan Dumai. Dari Sumatera Utara ke Jakarta, Tangerang dan Jogja. Sejak keluar dari NTT tahun 2000-2008 berkeliling Indonesia. Tahun 2008-2010 saat ini, sedang berdomisili di Kamboja. Semua tempat tersebut diatas dikunjungi dalam rangkaian perjalanan melayani TUHAN.